Blitzkrieg, Strategi Perang Kilat Yang Membuat Jerman Berjaya Di Awal Perang Dunia II
13.37
By
Fajar Muhammad Rivai
Kumpulan Artikel Tentang Nazi
0
komentar
Gabungan serbuan
panzer dan panzergrenadier (pasukan infanteri yang menyertai tank) dalam
sebuah serangan di padang rumput Rusia, diambil dari majalah era Third
Reich 'Signal'
Pesawat-pesawat bomber tukik Ju-87 "Stuka" milik Luftwaffe yang dikerahkan untuk mendukung serangan kilat ke Polandia, 1 September 1939
Blitzkrieg, merupakan
strategi perang kilat ("perang cepat") yang dilakukan oleh Jerman saat
Perang Dunia II. Saat itu Jerman dipimpin oleh Adolf Hitler bersamaan
dengan Nazi berhasil menguasai sebagian wilayah Eropa dengan menggunakan
strategi ini. Cara berperang ini terbukti efektif dengan berhasil
dikuasainya Polandia dan Perancis oleh Jerman pada Perang Dunia II. Kata
Blitzkrieg berasal dari dua kata Blitz yang berarti kilat, dan Krieg
yang berarti perang, kedua kata tersebut berasal dari bahasa Jerman.
Konsep Blitzkrieg:
1. Angkatan Udara
menyerang garis depan dan posisi samping musuh, jalan utama, bandar
udara dan pusat komunikasi. Pada waktu yang bersamaan Infantri
menyerangan seluruh garis pertahanan (atau setidaknya pada tempat-tempat
penting) dan juga menyerang musuh. Cara ini akan mengendalikan musuh
untuk mengetahui kekuatan utama yang akan menyerang mereka sehingga cara
ini akan membuat pihak musuh kesulitan untuk membuat strategi
pertahanan.
2. Memusatkan
unit-unit Tank untuk menghancurkan garis-garis pertahanan utama
sekaligus menusuk masuk tank-tank untuk jauh kedalam wilayah musuh,
sementara unit yang sudah dimekanisasi melakukan pengejaran dan
pertempuran dengan pihak musuh yang bertahan sebelum mereka sempat
membuat posisi pertahanan. Infantri turut serta bertempur dengan musuh
agar pihak musuh tertipu dan menjaga kekuatan musuh untuk tidak menarik
diri dari pertempuran agar nantinya menghindari pihak musuh untuk
membentuk pertahanan yang efektif.
3. Infantri dan unit
pendukung lainnya menyerang sisi musuh (enemy flank) dalam rangka
melengkapi hubungan dengan grup/kelompok lainnya sekaligus mengepung
musuh dan/atau menguasai posisi strategis.
4. Grup yang sudah
dimekanisasi (seperti Tank) mempelopori masuk lebih dalam kedalam
wilayah musuh untuk mengepung posisi musuh dan memparalelkan dengan sisi
musuh untuk mencegah penarikan pasukan dan pihak bertahan musuh untuk
mendirikan posisi bertahan yang efektif.
5. Pasukan utama bergabung dengan pasukan yang sudah mengepung posisi musuh untuk selanjutnya menghancurkan pertahanan musuh.
0 komentar: