Perseteruan Jepang-Uni Soviet dan Ambisi Uni Soviet Menguasai Asia
13.42
By
Fajar Muhammad Rivai
Sekutu Nazi Jerman
3
komentar
Tentara Jepang mencoba menyeberangi sungai Khalkhin Gol, 1939
Ofensif Uni Soviet dalam Pertempuran Khalkhin Gol tahun 1939
Pilot-pilot Angkatan Udara Jepang di Khalkhin Gol, 1939
Kekuatan Kolonialis Eropa menggunakan Cina sebagai pintu
gerbang untuk memasuki Asia tidak terkecuali Rusia yang berupaya untuk mencari
pelabuhan yang tidak membeku di musim dingin sejalan dengan politik air
hangatnya. Namun sejak Jepang memiliki pijakan kuat di wilayah-wilayah yang
dulu dikuasai Cina (Perang Sino Jepang) gerbang itu tampaknya akan tertutup
rapat dan mempersulit pergerakan kekuatan Kolonialis Eropa ke Asia ditambah
lagi Rusia berhasil dihajar Jepang dan ditendang keluar dari kawasan Asia oleh
Jepang.
Meski demikian Rusia tetap ingin menantang Jepang dalam
penerapan hegemoninya di kawasan Asia walau praktis Rusia sudah babak belur
dihajar Jepang pada tahun 1904-1905. Uni Soviet sebagai penerus Kekaisaran
Rusia membuktikan bahwa ambisi Rusia belum padam dalam persoalan Asia. Uni
Soviet lalu mengorganisir pergerakan Komunis di Mongolia dan membuat negara
tersebut berada dalam poros Komunisme Soviet. Tidak hanya Mongolia, namun juga
pergerakan Komunis Cina diharapkan Uni Soviet mampu mengantarkan Uni Soviet kembali
mendapatkan pengaruh Rusia dahulu di Asia. Jepang yang menyadari gelagat Soviet
tersebut memutuskan untuk menganeksasi Manchuria sebagai wilayah penyangga
untuk menghalangi pengaruh Uni Soviet.
Pada tahun 1931, Jepang
mengusir Cina yang lemah dari Manchuria dan mendirikan negara Manchuko sebagi
protektorat Jepang untuk menangkal pengaruh Uni Soviet. Berbagai insiden
perbatasan kerap terjadi antara Jepang-Manchuko dan Uni Soviet-Mongolia
termasuk tahun 1935 ketika Mongolia melakukan penembakan terhadap 11 prajurit
Manchuko dan 1 letnan Jepang di wilayah Halhamiao. Mengetahui tindakan Uni
Soviet tersebut Jepang meresponnya dengan mengirimkan pasukan ke Halhamiao dan
membuat pasukan Mongolia mengundurkan diri dari wilayah tersebut. Untuk
mencegah penyebaran Komunisme, Jepang lalu menindak lanjuti perilaku Uni Soviet
tersebut dengan menandatangi Pakta Anti Komintern antara Nazi Jerman dan Fasis
Jepang yang bertujuan membendung pengaruh Komunisme dunia khususnya Uni Soviet.
Uni Soviet
mengerahkan pasukan darat dan lautnya pada Juni 1937 untuk merespon kekalahan
Mongolia pada tahun 1935 dengan memasuki sungai Amur dan menduduki pulau
Kanchazaku yang terletak ditengah-tengah sungai. Kontan saja itu memicu
pertempuran antara Tentara Merah Soviet dan pasukan Manchuko. Pasukan Manchuko
sukses menenggelamkan 1 kapal motor Soviet dan mengusir Tentara Merah dari
Sungai Amur.
Masalah tersebut
kemudian diselesaikan melalui konfrensi Sigemitsu-Litovinov. Jepang juga terus
menguasai wilayah utara Cina untuk membendung pengaruh Uni Soviet dari Mongolia
mengingat dalam Perang Sino Jepang II kekuatan Komunis Cina yang didukung Uni
Soviet dan Nasionalis Cina yang didukung Barat bergabung.
Namun Uni Soviet tidak puas-puasnya juga menganggu
kepentingan Jepang dengan mengerahkan pasukan ke sebelah barat Danau Khasan
selatan Vladivostok dan mendirikan pangkalan militer disana. Jelas tindakan Uni
Soviet ini merupakan provokasi terhadap Jepang karena jelas dengan membangun
pangkalan militer di wilayah tersebut maka Uni Soviet mengancam kedudukan Jepang
di semenanjung Korea. Tindakan Uni Soviet ini langsung berbuah menjadi
pertempuran pada tahun 1938.
Pada awalnya, Uni
Soviet berhasil menghalau serangan Jepang namun Jepang segara mengorganisir
pasukan dan mengusir Uni Soviet dari Danau Khasan dalam serangan baliknya.
Namun Uni Soviet langsung mengerahkan pasukan-pasukan cadangannya dan terlibat
pertempuran sengit dengan Jepang. Mempertimbangkan kerugian yang besar dari
pihaknya, Jepang lalu mengakhiri kampanye di Danau Khasan.
Pada tahun 1939, meletuslah pertempuran Khalkhin Gol yang
menjadi pertempuran terbesar antara Jepang-Manchuko dan Soviet-Mongolia.
Pertempuran tersebut pecah diawali oleh pertempuran antara Manchuko dan
Mongolia yang kemudian diikuti oleh Jepang dan Uni Soviet. Pada awalnya Uni Soviet
dan Mongolia berhasil menghalau pasukan Jepang dan Manchuko. Kemudian Jepang
melancarkan serangan pada bulan Juni 1939 terhadap pangkalan Uni Soviet di
Mongolia. Pertempuran berlanjut, dan Jepang mengerahkan kekuatan besar
melintasi sungai Khalkhin Gol.
Serangan Jepang
tersebut berhasil dihalau oleh Uni Soviet. Pada Agustus 1939, Uni Soviet dan
Mongolia melancarkan serbuan terhadap kedudukan Jepang di Khalkhin Gol.
Serangan besar-besaran Uni Soviet-Mongolia ini berhasil menghancurkan posisi
Jepang di Khalkhin Gol. Meskipun serangan tersebut tidak mengembalikan hegemoni
Rusia di Asia, namun kekuatan Jepang akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan
konflik dengan Uni Soviet dan membatalkan rencana serangan Jepang ke Siberia. Kegagalan Jepang tersebut memungkinkan gerakan mulus
Uni Soviet untuk menguasai Asia melalui penyebaran doktrin Komunisme dimulai
dari Cina.
memang strategi Jepang mundur dari China menguntungkan Uni Soviet yang berhasil mengkomuniskan China dan mengalahkan Jepang di Manchukuo pada akhir PD II, kunjungan balik ya ke blog saya myfamilylifestyle.blogspot.com
BalasHapusJika jepang mundur ke siberia dr cina & tetap meneruskan serangan ke Siberia , maka Jepang bisa menguasai cina kembali Dr utaranya & Dr laut jepang
BalasHapusKenapa jepang gak mengempur uni soviet dari utara,selama jerman operasi barbarosa ke uni soviet,saya yakin jepang akan berhasil menguasai bagian utara uni soviet,karena waktu itu uni soviet lagi kesulitan menghadapi jerman dan mengerahkan banyak kekuatan ke ibukota moskownya.
BalasHapus