Senin, 11 Maret 2013

Amerika Serikat Terbukti Tutupi Peristiwa Pembantaian Katyn

http://cdn2.all-art.org/Visual_History/world_wars/7/Katyn_massacre3.jpg
Jenazah seorang Mayor dari puluhan ribu tentara Polandia yang dibantai di Katyn. Kondisi jenazah sudah sangat membusuk, sebenarnya cukup untuk membuktikan kejahatan keji yang telah dilakukan Uni Soviet


Bukti-bukti baru muncul untuk mendukung dugaan bahwa pemerintahan Roosevelt membantu menutupi kesalahan Soviet dalam pembantaian tentara Polandia tahun 1940 di Katyn. Dalam sebuah liputan eksklusif, Associated Press mengungkap dokumen-dokumen yang mendukung kecurigaan bahwa AS tak ingin menyinggung sekutu perangnya, Josif Stalin.

Dokumen itu dibuka untuk umum oleh Arsip Nasional Amerika Serikat pada hari Senin (10/9). Lebih dari 22.000 orang Polandia dibunuh oleh pasukan Soviet atas perintah Stalin pada tahun 1940. Soviet Rusia baru mengakui kekejaman tersebut di tahun 1990 setelah menyalahkan Nazi selama 5 dekade.

Dokumen-dokumen itu juga menunjukkan bahwa para tawanan perang Amerika mengirimkan pesan bersandi ke Washington tahun 1943 yang mengatakan bahwa mereka telah dibawa untuk menyaksikan mayat-mayat yang sudah dalam keadaan sangat membusuk di hutan Katyn dekat Smolensk, di barat Rusia.

Kelompok yang terdiri dari tawanan perang berkebangsaan Amerika dan Inggris itu dibawa para tentara Nazi di luar kemauan mereka untuk menyaksikan pemandangan itu.

Apa yang mereka saksikan meyakinkan dua orang Amerika, Kapten Donald B. Stewart dan Letnan Kolonel John Van Vilet, bahwa pembunuhan telah dilaksanakan oleh orang-orang Soviet, dan bukan oleh Nazi, yang belum menduduki tempat itu sampai tahun 1941.

Suatu pernyataan dari Kapten Donald B. Stewart, yang dibuat tahun 1950, membenarkan bahwa dia mengirim suatu pesan bersandi, yang intinya, "Klaim Jerman mengenai Katyn secara substansial adalah benar menurut opini Van Vilet da saya sendiri."

Telah lama dipercaya bahwa Roosevelt tidak ingin mempertanyakan apa saja yang telah dilakukan oleh Stalin, sekutu yang sangat diandalkannya untuk menghadapi Jerman dan Jepang.

Menurut laporan Associated Press, informasi tentang pembantaian itu ditekan agar tidak terungkap di tingkat tertinggi di Washington. Seorang ahli dalam masalah Katyn, Allen Paul, menyatakan bahwa sebagian materi tersebut tidak muncul di catatan dengar pendapat bersama Kongres di tahun 1951 - 1952 yang diadakan untuk menginvestigasi pembantaian tersebut, menunjukkan bahwa hal itu memang sengaja disembunyikan.

Di antara bukti yang baru tersebut adalah sebuah laporan yang dikirimkan Roosevelt kepada Perdana Menteri Inggris Sir Winston Churchill (yang juga tidak mempersoalkan apa saja yang telah dilakukan Stalin) yang juga menunjukkan kesalahan Soviet.

Laporan itu ditulis oleh Duta Besar Inggris untuk Pemerintahan Polandia yang berada di pengasingan. Own O'Malley dari Associated Press menulis, sekarang tersedia banyak bukti negatif. Efek kumulatif yang menyebabkan timbulnya keraguan serius atas penyangkalan Rusia atas peristiwa pembantaian itu.

Pembantaian yang terjadi di bulan April 1940 itu dilakukan di Katyn dan beberapa tempat lainnya atas perintah Josif Stalin. Anggota elit Polandia pun turut menjadi korban karena Polandia memberlakukan wajib militer.


Sumber: http://www.berita99.com, dengan sedikit perubahan

0 komentar:

Sabtu, 09 Maret 2013

Karl-Heinz Rosch, Prajurit Luftwaffe yang Mati Muda Demi Menyelamatkan Dua Anak Kecil

Prajurit Luftwaffe Karl-Heinz Rosch

Makam Karl-Heinz Rosch bersama dengan makan prajurit Jerman lainnya yang gugur di Belanda


Prajurit-prajurit Jerman di era Perang Dunia II terkenal dengan kesetiaan, keberanian dan kepahlawanannya di medan tempur. Begitu juga dengan seorang Karl-Heinz Rosch, yang harus rela kehilangan nyawanya saat menyelamatkan kedua anak kecil.

Saat itu tanggal 6 Oktober 1944, hanya tiga hari setelah ulang tahunnya yang ke-18, Karl-Heinz Rosh dan peletonnya mengambil posisi perlindungan di sebuah pertanian, ketika tak lama kemudian berjatuhan peluru meriam yang ditembakkan oleh mesin-mesin artileri Inggris. Para prajurit tersebut segera belingsatan mencari tempat sembunyi di ruang bawah tanah.

Tapi ternyata satu hal membuat Rosch mengurungkan niatnya, saat ia melihat dua orang anak petani yang masih kecil yang tertinggal di halaman, masih asyik bermain dan belum menyadari adanya bahaya. Tanpa pikir panjang, Rosch segera keluar dari amannya tempat perlindungannya, dan langsung berlari ke halaman. Direngkuhnya kedua anak itu di kedua tangannya, dan membawa mereka ke tempat berlindung di ruangan bawah tanah.

Ketika dia berlari kembali untuk menempati pos penjagaannya di bagian halaman yang lain, tak dinyana sebuah graat yang dilemparkan pasukan musuh mendarat tak jauh di dekatnya, meledak dan kemudian membunuhnya.

Tempat dimana Rosch terbunuh adalah tempat dimana ia merengkuh kedua anak petani itu.

Pematung lokal bernama Riet van Der Louw telah membuat patung tanah liat yang memperlihatkan Rosch sedang menyelamatkan kedua anak petani, dan mantan anggota komite kota Herman van Rouwendaal telah meminta kota untuk membayar sebesar 9500 Euro sebagai biaya pembuatan patung yang sama, tapi kini terbuat dari perunggu. Karena kota menolak untuk membayar sejumlah biaya tersebut, kini mereka memutuskan untuk mengadakan acara lelang sekaligus penggalangan dana demi membiayai patung dari seseorang, yang tak terbantahkan, adalah pahlawan perang Belanda yang paling tidak biasa.

Kesimpulannya, peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang terjadi dalam sebuah konflik selalu berhak untuk mendapatkan pengakuan, dan ketika hal ini berasal dari manusia-manusia yang terjajah, maka maknanya akan lebih terasa mendalam lagi...


0 komentar: