Seragam Kamuflase Waffen-SS, Cikal Bakal Seragam Kamuflase Militer Saat Ini
Seragam kamuflase SS-Rottenführer (versi tahun 1944)
Foto berwarna dari era Third Reich yang
memperlihatkan seragam kamuflase yang dikenakan oleh perwira dari Divisi
Panzer SS ke-12 'Hitlerjugend'. Mau tahu nama si cowok cute ini?
Untersturmführer Franz-Josef 'Franzl' Kneipp, yang punya kelebihan suara
bagus dan jago gitar!
Kalau yang ini adalah seragam camo
(kamuflase) yang digunakan oleh pasukan penerjun payung
(Fallschirmjäger) dari SS. Lihat betapa pakaian yang mereka kenakan
tampak menyatu dengan alam sekitarnya!
SS-Hauptsturmführer dengan jaket kamuflase
musim dingin pola "daun ek" yang bisa dipakai bagian luar atau dalamnya
(warna putih salju). Perhatian khusus perlu dilakukan ketika memakai
bagian putihnya, karena dapat terkena lumpur sehingga kehilangan nilai
penyamarannya. Bahan nilon campurannya sangat susah untuk dibersihkan di
lapangan, apalagi di kala musim dingin tiba. Helm pun tidak luput dari
kamuflase putih musim dingin. Perhatikan bahwa perwira ini membawa
senapan semi-otomatis Walther G/K-43 di pangkuannya yang dilengkapi
dengan magasin dari jenis "klip pisang" 25 round yang langka
(dibandingkan dengan yang biasa yang biasanya mempunyai 10 round saja).
G/K-43 merupakan jawaban dari M-1 Garand buatan Amerika. Satu lagi,
perwira SS ini memakai sarung tangan hijau berbahan campuran kanvas dan
kulit yang biasanya diberikan kepada prajurit Angkatan Darat
Waffen-SS termasuk unit militer
pertama yang memakai apa yang kemudian dikenal sebagai pakaian "pola
pengacau", dirancang untuk membantu serdadu berbaur dengan latarbelakang
di sekitar mereka dan membuat mereka lebih sulit terlihat oleh musuh.
Gagasan kamuflase itu sendiri, tentu saja, bukan hal baru, tapi dalam
makna modern baru muncul pada pergantian abad ketika Angkatan Darat
Britania dengan terlambat menyadari bahwa tunik merah membuat para
serdadu jadi sasaran empuk penembak musuh dan langsung mengganti
warnanya menjadi khaki (coklat-kuning pudar), praktik yang dengan cepat
ditiru oleh sebagian besar tentara negara lain, meskipun dengan berbagai
variasi warna tersendiri. Khaki, atau kelabu-hijau padanannya di
Jerman, adalah warna praktis dan netral, tapi Waffen-SS merasa belum
cukup. Yang diperlukan adalah sejenis garmen yang memungkinkan serdadu
berbaur bukan hanya di berbagai lingkungan pedesaan, tapi juga mengikuti
perbedaan warna rumput dan daun seiring dengan perubahan musim.
Sejak awal pecahnya Perang Dunia
II pada bulan September 1939, sebagian besar pasukan tempur Waffen-SS
memakai baju luar longgar, yang menjulur sampai ke paha, di luar tunik
dinas mereka. Baju luar dari campuran rayon/katun itu berpotongan sangat
besar untuk memudahkan pergerakan, dan dapat ditarik kencang di
pinggang dengan tali pengikat, memberikan perlindungan tambahan terhadap
angin. Bagian leher yang tidak berkerah juga punya tali pengikat,
demikian pula mansetnya, dan menghasilkan penampilan gombrong yang
memang disengaja dan merupakan kamuflase juga.
Baju luar model awal punya dua
celah di bagian dada yang memungkinkan pemakai merogoh kantong tunik di
baliknya, tapi segera disadari bahwa hal ini mustahil dilakukan kalau
rompi webbing sedang dipakai di luarnya, yang memang
seharusnya, jadi celah itu tidak lagi dibuat. Cincin pengait juga
seringkali dijahitkan di bahu, lengan atas, dan selubung helm untuk
memungkinkan dedaunan dicantolkan sebagai kamuflase ekstra.
Baju luar bisa dibolak-balik dan
diberi cetakan beragam pola agar cocok dengan musim yang berubah-rubah :
hijau muda dan tua di musim semi, dua rona hijau serta coklat keunguan
pada musim panas, dan tiga warna coklat serta coklat kemerahan untuk
musim gugur. Pencetakan kain dalam jumlah besar dengan kerumitan seperti
itu belum pernah dilakukan sebelumnya, dan bahan pencelup serta teknik
khusus harus diciptakan. Baju luar versi awal disablon, tapi karena
makan waktu, khususnya karena baju luar itu juga harus dibuat tahan air,
versi-versi akhir dicetak oleh mesin. Pola-pola dirancang dengan
hati-hati untuk memutus garis bentuk (outline) si pemakai, dengan
bercak-bercak kecil bersisi tajam yang digambarkan dalam warna-warna
kontras, sehingga pemakai kamuflase yang sedang berdiri diam di hutan
atau semak-semak akan menjadi tak terlihat, setidaknya bagi yang matanya
bolor! Ada empat pola dasar yang dipakai selama masa perang, yang untuk
mudahnya pada umumnya disebut sebagai "pohon plane", "pohon palm", "daun oak", dan "kacang polong". Yang satu tidak lebih baik dari yang
lain dalam memberikan perlindungan kamuflase, jadi tampaknya
alasan-alasan untuk perubahan itu adalah hanya untuk percobaan saja.
Pada tahun 1942 dimulailah
perancangan seragam baru untuk pasukan khusus Waffen-SS. Hasilnya adalah
seragam kamuflase dril M43. seragam ini berupa satu jaket berkancing
sebaris dan pantalon dari campuran rayon, dengan kamuflase dicetak hanya
pada satu sisi, didominasi warna kuning kusam dengan bercak hijau dan
coklat. Pakaian M44 yang menyusul M43 terbuat dari kain kepar kasar
berpola pucuk rebung (herringbone) yang tidak sehangat model sebelumnya.
Kualitas tahan air M44 lebih jelek daripada M43. pembuatan seragam
lapangan M44 menandai tahap akhir dalam penyederhanaan dan penurunan
mutu pakaian Angkatan Bersenjata Jerman (Wehrmacht).
Pada tahun 1944, kurangnya bahan
dan kewajiban menghemat memaksa Wehrmacht dan Waffen-SS untuk
menggunakan jenis tunik dan pantalon yang berbeda. Blus lapangan (Feldbluse) M44 pendek, tidak mencapai pinggang, mirip blus tempur angkatan darat Inggris. Blus M44 terbuat dari bahan Zeltbahn
yang murah, berpenampilan lusuh, dan kurang hangat bila dibandingkan
dengan tunik sebelumnya. Pantalonnya juga setinggi pinggang dan lebih
sempit, dikencangkan dengan ikat pinggang dan bukan bretel.
Zeltbahn dikembangkan oleh
Angkatan Darat (Heer), tapi juga dipakai oleh Waffen-SS. Zeltbahn
merupakan bahan sederhana berbentuk segitiga bercetak warna kamuflase
yang dapat dipakai sebagai ponco pada cuaca basah. Tepiannya berlubang
untuk tali pengikat, dan tiga Zeltbahn atau lebih dapat diikat menjadi
satu menjadi tenda berlindung kecil. Apabila sedang tidak dipakai,
Zeltbahn disandang dalam keadaan tergulung di punggung bersama dengan
perlengkapan pribadi lain dari pasukan khusus.
0 komentar: