1 September 1939 Di Langit Warsawa. Perang Udara Pertama Dalam Perang Dunia II (Sudut Pandang Pilot-Pilot Polandia)
Tiga buah Junkers Ju-87 "Stuka" tinggal landas untuk menyerbu Polandia
Sebuah pesawat Heinkel He-111 menjatuhkan bom di atas angkasa Polandia, 1 September 1939
Pesawat tempur PZL P.11 milik Polandia yang digunakan dalam perang udara di Polandia
Sebelum pecahnya Perang Dunia II yang dimulai pada tanggal 1 September 1939. Angkatan Udara Polandia mempunyai tujuh skuadron pemburu (Dywizjon Mysliwski) yang masing-masing diperlengkapi oleh 20 buah pesawat. Tiap skuadron dibagi lagi menjadi dua Eskadra (seksi). Pesawat yang operasional pada saat itu praktis hanya pemburu PZL P.11 jenis 'a' atau 'c'. Hanya tiga Eskadrilles yang dipersenjatai dengan pesawat pemburu PZL P.7 tipe lama. Dengan adanya mobilisasi perang pada tanggal 26 Agustus 1939, semua unit tempur mendapat perintah untuk memindahkan pangkalan udaranya.
Sebelum pecahnya Perang Dunia II yang dimulai pada tanggal 1 September 1939. Angkatan Udara Polandia mempunyai tujuh skuadron pemburu (Dywizjon Mysliwski) yang masing-masing diperlengkapi oleh 20 buah pesawat. Tiap skuadron dibagi lagi menjadi dua Eskadra (seksi). Pesawat yang operasional pada saat itu praktis hanya pemburu PZL P.11 jenis 'a' atau 'c'. Hanya tiga Eskadrilles yang dipersenjatai dengan pesawat pemburu PZL P.7 tipe lama. Dengan adanya mobilisasi perang pada tanggal 26 Agustus 1939, semua unit tempur mendapat perintah untuk memindahkan pangkalan udaranya.
Kebanyakan skuadron
pemburu tersebut dibagi-bagi oleh struktur komando Angkatan Darat
Polandia untuk mendukung dan melindungi kekuatan darat mereka. Hanya
unit dari Resimen Udara Warsawa No.1 (Sq No: III/1 dan IV/1) yang
dimasukkan ke dalam Brygada Poscigowa (Brigade
Pengejar) yang bertugas untuk mempertahankan ibukota Polandia yang
bernama Gegerbitung eh Warsawa. Hanya beberapa hari sebelum serangan
Jerman, skuadron IV/1 diperkuat dengan tambahan Eskadra Mysliwska ke-123 (Pemburu Eskadrille) dari Resimen Krakow ke-2. Pemburu Eskadrille
ini dilengkapi dengan pesawat tempur P.7. Kolonel Stefan Pawlikowski,
yang merupakan pilot veteran di angkasa Prancis dalam Perang Dunia I dan
juga dalam Perang Polandia-Bolsewik tahun 1920, ditunjuk untuk
mengomandoi brigade ini.
Tanggal 1 September
1939 jam 6.30 pagi, datang sebuah pesan darurat ke markas brigade yang
datangnya dari titik observasi di kota Mlawa. Pesan itu menyebutkan
tentang kedatangan grup pembom musuh yang akan menyerang Warsawa.
Kolonel Pawlikowski segera memerintahkan untuk mengudarakan seluruh
pesawat brigade pengejarnya. Setelah tinggal landas, pesawat-pesawat
pemburu Polandia menggabungkan formasi di atas Legionowo. Sekitar jam 7-an di sekitar wilayah Bugo-Narew, akhirnya pecah pertempuran ketika
brigade tersebut menyerang kurang lebih 80 buah pesawat He-111 dari LG-1
dan KG-27 "Boelcke". Formasi bomber Jerman ini telah mendapat
perlindungan dari 20 buah Bf-110 dari I(Z)/LG-1. Dalam pertempuran yang
sangat dahsyat dan ketat yang berlangsung selama 40 menit ini, tidak
kurang dari 154 pesawat dari kedua belah pihak berseliweran saling
membunuh lawannya.
Pilot pertama yang menyerang formasi Jerman berasal dari seksi yang dipimpin oleh Letnan Aleksander Gabszewicz, perwira taktis dari skuadron IV/1. setelah rentetan tembakan senapan mesin yang dilancarkan oleh Gabszewicz dan Kopral Andrzej Niewiara, salah satu pesawat He-111 tumbang dan jatuh ke arah utara dengan asap keluar dari badannya. Tak lama pesawat tersebut berdebum ke tanah dalam usaha pendaratan daruratnya, dengan salah satu sayapnya patah setelah menubruk pohon.
Di wilayah Wyszkow,
Letnan Dua Jerzy Palusinski menyerang sebuah formasi bomber Luftwaffe
yang terdiri dari 12 pesawat. Setelah menembak jatuh salah satu pesawat
incarannya, Palusinksi terkena tembakan balik dan terluka di lengannya,
dengan jam tangannya berhasil menyelamatkannya dari luka lebih parah.
Palusinski terpaksa mendaratkan pesawatnya secara darurat di dekat
sebuah desa bernama Kobylka. Pada hari itu ada juga pilot Polandia lain
yang mencatatkan kemenangan pertamanya. Salah satu di antaranya adalah
Kapten Adam Kowalczyk, komandan dari IV/1 F.Sq, dan Juliusz Frey,
pemimpin Eskadrille. Letnan Dua Hieronim Dudwal juga mencatatkan kill pertamanya, yang nanti akan bertambah menjadi total empat buah dalam kampanye di bulan September.
Dalam pertempuran
udara pertama ini, hanya ada tiga pemburu P.7 dari Eskadrille ke-123
yang ikut berpartisipasi. Alasan dari sangat sedikitnya pesawat Polandia
yang bertempur ini adalah karena komandan IV/1 FS memutuskan untuk
lebih memilih 'menahan' kekuatan pesawat-pesawat tempur tuanya dalam
menghadapi Luftwaffe yang jauh lebih superior untuk menyiapkannya di
lain waktu. Pilot-pilot dari Resimen Krakow menyerang sebuah kelompok
yang terdiri dari tujuh bomber He-111. Letnan Dua Jerzy Czerniak bersama
dengan Kopral Stanislaw Widlarz secara berpasangan telah menembak jatuh
sebuah bomber He-111.
Pihak Polandia pun
bukannya tidak menghadapi kerugian pula. Boleslaw Olewinski terpaksa
harus mampret dari pesawat tempur P.11-nya yang terbakar hebat, dan
menderita luka bakar juga cedera. Letnan Dua Stanislaw Szmejl terpaksa
mendaratkan pesawatnya secara darurat setelah tangki bahan bakarnya
terkena tembakan pesawat Jerman. Beberapa buah pesawat Polandia juga
mengalami kerusakan setelah pertempuran yang diakibatkan oleh tembakan
senapan mesin dan kanon sehingga membutuhkan perbaikan sebelum mampu
mengudara lagi. Dalam pertempuran udara dahsyat di hari pertama ini, di
pihak Jerman Major Walter Grabmann (pangkat terakhirnya Generalmajor)
Walter Grabmann mengalami luka sehingga harus ditarik untuk sementara
waktu dari front. Grabmann adalah veteran "Legion Condor" yang bertempur
di Perang Saudara Spanyol dan menjadi komandan I(Z)/LG-1.
Jam 12 siangnya, grup
lain dari bomber-bomber Jerman terbang ke arah Warsawa, dengan tujuan melakukan pemboman. Dua seksi pemburu P.11 dari Eskadrille
ke-112 segera lepas landas untuk menghadangnya. Tak lama segera terjadi
pertempuran di atas Wilanow. Sebuah formasi yang terdiri dari sembilan
bomber Do-17 dilabrak oleh pesawat-pesawat pemburu Polandia. Kali ini
bomber-bomber Jerman tidak mendapat perlindungan dari pesawat
pemburunya, sehingga mereka memutuskan untuk melarikan diri ke arah
Prusia Timur. Tak menyia-nyiakan kesempatan langka ini, Letnan Stefan
Okrzeja memburu salah satu bomber, sehingga akibatnya pesawat pembom
tersebut meledak berkeping-keping di udara. Kemenangan ini segera
dikonfirmasi setelah pecahan-pecahan kecil dari pesawat yang meledak
tersebut ditemukan di antara silinder pesawat P.11 yang dipilotinya.
Pertempuran udara besar kedua yang pecah di hari pertama tersebut terjadi di wilayah Modlin jam 16.30. Kali ini pilot-pilot Polandia harus menghadapi 30 pesawat pembom He-111 dan Do-17 plus sembilan pesawat Ju-87 Stuka, yang dikawal oleh 20 pesawat tempur Bf-109 dan Bf-110. Letnan Dua Jan Borowski sedang melakukan patroli di atas Las Kabacki (Hutan Kabacki) ketika berpapasan dengan sebuah pesawat Bf-109 Jerman yang dipiloti oleh Oberst (Kolonel) Henschke, salah satu veteran "Legion Condor" lainnya. Bf-109 lain ditembak jatuh oleh Kadet Jerzy Radomski, yang tak menyadari pesawat apa yang telah ditembaknya. Ketika dia mendarat kembali, Radomski melaporkan bahwa dia telah menembak jatuh sebuah "avionette" (pesawat ringan untuk keperluan olahraga udara). Kadet Janusz Macinski tak seberuntung koleganya, ketika dia harus mendarat darurat di dekat Sulejowek, dan Letnan Gabszewicz yang harus bail-out dari pesawatnya. Selagi masih bergantungan di parasutnya, Gabszewicz mendapat serangan dari sebuah pesawat Bf-110 yang agresif. Tembakan yang dilancarkan oleh pesawat Jerman tersebut meninggalkan bolong-bolong yang menganga di parasut Gabszewicz. Si pilot Polandia sudah kehilangan harapan dan pasrah saja akan nasibnya yang berada di ujung tanduk. Tiba-tiba datanglah keajaiban ketika pesawat tempur Polandia lain dengan pilot Letnan Dua Tadeusz Sawicz yang sedang terbang di dekat lokasi TKP memberikan bantuannya dengan menyerang pesawat Jerman tersebut. Melihat situasi yang tidak menguntungkan, pilot Bf 110 menerbangkan pesawatnya kabur dari situ. Pesawat Polandia lain muncul pula, kali ini dikemudikan oleh Wladyslaw Kiedrzynski. Mereka 'mengawal' Gabszewicz dan parasutnya sampai berhasil mendarat dengan selamat di tanah.
Karena misi di pagi hari itu dianggap cukup sukses, para pilot P.7 dari Eskadrille
ke-123 memutuskan bahwa lain kali mereka akan pergi untuk melakukan
misi selanjutnya, maka mereka tidak akan terbang perseksi lagi,
melainkan serentak seluruh pesawat! Dan memang, ujian selanjutnya adalah
seteru lama mereka, Bf-110. Dalam fase pertama pertempuran, komandan Eskadrille
Kapten Mieczyslaw Olszewski terbunuh. Pesawat P.7-nya jatuh di dekat
Legionow. Pilot lain yang berhasil selamat dari pertempuran ini dengan
menggunakan parasut adalah Letnan Dua Stanislaw Czternastek, Letnan Dua
Feliks Szyszka dan Kadet Antoni Danek. Czternastek berhasil mendarat di
tanah di wilayah Nowy Dwor Mazowiecki, sementara dua pilot yang namanya
disebut belakangan mendapat serangan dari pilot-pilot Luftwaffe yang
tidak menginginkan musuhnya selamat untuk kemudian mengudara kembali
menghadapi mereka. Szyszka diberondong tembakan ketika masih berada di
parasutnya, dan dia jatuh mendarat di pinggir sungai Wisla dengan 16
lubang bekas tembakan di sekujur tubuh dan parasutnya! Setelah mendapat
pertolongan dari rakyat sekitar, dia langsung dibawa ke rumah sakit. Dua
pilot P.7 lainnya, Letnan Dua Erwin Kawnik dan Kopral Henryk Flamme
terpaksa mendarat darurat di dekat Zakroczyn setelah pesawatnya
menderita kerusakan hebat. Lawannya saat itu, pesawat-pesawat Bf-110
Jerman dari I.(Z)/LG-1 telah mengklaim menembak jatuh 5 pemburu PZL di
hari itu, 3 oleh Hauptmann Fritz Schleif, sedangkan 2 lainnya
masing-masing oleh Unteroffizier Sturm dan Unteroffizier Lauffs.
Dalam dogfight
lainnya di hari itu, Letkol Leopold Pamula, wakil komandan Brigade
Pengejar, juga ikut serta. Pamula datang langsung dari HQ dan segera
menyuruh salah seorang pilot untuk segera keluar dari kokpit pesawatnya
karena dialah yang akan mengudara dengan pesawat tersebut! Tak lama dia
sudah terlibat dalam pertempuran seru melawan dua buah Bf-109.
Pesawatnya tertembak sehingga dia harus bail-out. Dalam pertempuran ini,
juga terluka pilot Zdzislaw Horn, yang langsung koma di kokpit tak lama
setelah mendaratkan pesawatnya kembali ke pangkalannya. Di atas Praga
Kapten Gustaw Sidorowicz (komandan 111 F.Esc.) terlibat pertarungan
melawan sepasang pemburu Bf-109. Hasil dari pertempuran ini adalah 1:1 -
satu dari pesawat Jerman kemungkinan tertembak jatuh, sementara
Sidorowicz sendiri yang terluka terpaksa mendarat daruratkan pesawatnya.
Di sebagian besar
hari yang menentukan itu, 1 September 1939, kebanyakan bomber Jerman
tidak dapat menjangkau sasaran utamanya, ibukota Polandia. Mereka
terpaksa menurunkan muatannya (baca: bom) di lapang-lapang dekat Warsawa
dan kemudian balik kembali ke Prusia Timur. Di Warsawa sendiri, hanya
sedikit saja bom yang dijatuhkan. Selama pertempuran di tanggal
tersebut, Brigade Pengejar kehilangan satu pilot terbunuh, dan delapan
lainnya masuk dukun eh rumah sakit. 10 pesawat menjadi korban, sementara
24 lainnya rusak berat. Jam 20.00 (masih tanggal 1 September), Brigade
tersebut hanya tinggal mempunyai 20 pesawat yang siap tinggal landas. Di
lain pihak, para pilot brigade ini telah menembak jatuh 12 pesawat
Luftwaffe sementara empat lainnya dibagi kemenangannya dengan
pilot-pilot dari Eskadrille
ke-152. Lima kemenangan diklaim hanya sebagai kemungkinan (karena tidak
ada bukti/konfirmasi), sementara 10 pesawat Jerman berhasil dirusak.
Para pilot dari Eskadrille Pemburu ke-152 telah menunggu sinyal tinggal landas dari sejak pagi buta. Pesan pertama yang mengabarkan tentang aktivitas udara Jerman datang sekitar jam 16.00, dimana grup formasi Luftwaffe dengan kekuatan besar datang dari arah Modlin. Untuk mempertahankan kota, sembilan pemburu P.11 langsung take-off. Ketika pilot-pilot Polandia itu akhirnya berjumpa dengan Jerman, mereka seakan melupakan tugas utamanya, yaitu mempertahankan Warsawa. Satu kelompok yang dipimpin oleh Letnan Marian Imiela dan Letnan Dua Anatol Piotrowski segera melakukan pengejaran ke arah musuh. Mereka menjumpai sasarannya jauh dari Warsawa itu sendiri, di sekitar wilayah Jablonna dan Legionow. Yang pertama menyerang adalah Letda Piotrowski yang menghancurleburkan sebuah He-111 dengan serentetan tembakan point-blank. Sebelum pesawat Jerman itu menukik jatuh, kru senapan mesinnya masih sempat memberikan perlawanan dan pesawat Piotrowski pun ikut terkena timah panas. P.11 yang dikemudikannya mengalami kerusakan mesin dan sulit untuk dikendalikan, sehingga Piotrowski memutuskan untuk mendarat darurat saja. Sialnya, tak lama datang Bf-109 dari balik awan, dan dalam ketinggian rendah mereka menghajar P.11 yang tak mampu untuk berbuat apa-apa. Piotrowski pun tewas seketika.
Pilot lainnya dari Eskadrille
ke-152 adalah Letnan Dua Jan Bury-Burzymski. Dalam sebuah serangan
vertikal di atas wilayah Buchnika, Bury-Burzymski berhasil menembak
jatuh sebuah He 111. Eskadrille
ini, bersama dengan Brigade Pengejar, berhasil menambah empat buah
kemenangan. Setelah pertempuran terakhir di hari itu, yang berlangsung
selama kurang lebih satu jam, para pilot Polandia kembali ke
pangkalannya.
Sumber:
0 komentar: