Fakta - Fakta Menarik Tentang Fallschirmjäger (Pasukan Terjun Payung Jerman)
13.37
By
Fajar Muhammad Rivai
Kumpulan Artikel Tentang Nazi
0
komentar
Empat anggota Fallschirmjäger, dengan wajah kelelahan namun dengan semangat yang tinggi, berpose di antara puing biara Monte Cassino yang dihancurkan oleh Sekutu di Italia
- Operasi Stösser
di Ardennes adalah operasi terjun malam satu-satunya yang pernah
dilakukan oleh Fallschirmjäger dalam Perang Dunia II
- Oberst Baron
Friedrich August von der Heydte menggunakan desain pita parasut rampasan
dari Rusia untuk penerjunan di Ardennes. Meskipun masih dalam perawatan
untuk mengobati luka-luka yang terdahulu (dan juga terluka kembali tak
lama setelah penerjunan tersebut!), diberitakan bahwa dia mengakui kalau
parasut Rusia tersebut mempunyai mutu dan desain yang lebih baik
dibandingkan dengan yang Jerman punya, terutama dalam hal lebih mudah
dikendalikan dan tak banyak goyangan saat di udara.
- Tak seperti
kameradnya di cabang lain Wehrmacht yang biasa membawa Soldbuch (buku
pembayaran gaji) kemana-mana dan biasanya disimpan di saku dada seragam
mereka, para Fallschirmjäger tak pernah membawa Soldbuch mereka saat
terjun ke dalam pertempuran. Buku ini disimpan oleh bagian khusus di
resimen atau divisi, dan biasanya disimpan di tempat keberangkatan
mereka dan dibalikin lagi saat para penerjun payung tersebut kembali.
Untuk menggantikannya, digunakanlah kartu identitas khusus.
- Semua operasi
terjun payung Jerman yang dilakukan dalam Perang Dunia II (dengan
pengecualian di Ardennes) dilakukan di luar jangkauan artileri Jerman.
Para prajurit yang terlibat dalam Operasi Stösser rencananya akan
didukung oleh artileri jarak jauh, tapi kemudian rencana tersebut
dibatalkan karena adanya kerusakan peralatan radio selama berlangsungnya
pendaratan. Seorang observer artileri bernama SS-Obersturmführer
Etterich dari 12.SS-Panzer-Division ditugaskan untuk mendampingi
batalion Von der Heydte.
- Baik pasukan
terjun payung Jerman maupun Sekutu sama-sama suka menggunakan boneka
untuk mengelabui musuhnya. Masalah yang timbul dalam hal menerjunkan
boneka adalah bahwa “penipuan” seperti ini biasanya berumur pendek. Tak
perlu waktu yang lama bagi pihak yang bertahan di darat untuk menyadari
bahwa itu adalah bohong-bohongan dan bukan penerjun payung yang asli.
Boneka yang dibuat oleh Sekutu umumnya lebih realistis, karena ketika
mereka menyentuh tanah maka akan timbul ledakan-ledakan petasan yang
menyerupai suara tembakan senjata. Sementara itu pihak Jerman memutuskan
bahwa cara terbaik untuk menggunakan boneka ini adalah dengan
menerjunkannya bersama-sama penerjun payung yang asli sehingga akan
menimbulkan kesan jumlah penerjun yang lebih banyak dari sebenarnya, dan
juga untuk menyamarkan obyek serangan mereka. Pihak Jerman bahkan
berbuat lebih jauh melalui eksperimen menggunakan pot asap yang
ditempelkan ke boneka demi menutupi mereka saat pendaratan sehingga
memperpanjang waktu “penipuan”. Sayangnya, ide ini sendiri hanya sampai
pada tahap percobaan saja dan tak pernah masuk ke perencanaan dan
produksi.
- Ketika
dihadapkan pada masalah mendapatkan kembali glider dari lokasi
pendaratan, komando tinggi Jerman sempat mempertimbangkan ide untuk
memasangkan mesin pesawat ringan ke glider sehingga manakala mereka
telah selesai di-drop maka bisa digunakan kembali.
- Hanya 20% dari
para Fallschirmjäger yang diterjunkan di Ardennes yang telah mendapat
latihan memadai untuk terjun bersama dengan senjata dan peralatan mereka
sebelumnya. Hal ini ternyata membawa kerugian besar kepada misi yang
dijalankan, karena begitu besarnya persentase dari kontainer senjata dan
suplai yang hilang, rusak dan tak terpakai.
- Pada saat D-Day
tanggal 6 Juni 1944, tercatat 150.000 orang yang bertugas di
Fallschirmtruppe, meskipun hanya 30.000 orang di antaranya yang lolos
kualifikasi sebagai penerjun payung! Orang-orang yang digolongkan
sebagai penerjun payung “beneran” ini terutama berasal dari Divisi
Fallschirmjäger ke-1 dan ke-2. Divisi ke-1 asalnya bernama Divisi Lintas
Udara ke-7, sementara Divisi ke-2 berasal dari unit-unit yang beraneka
ragam seperti 2. Fallschirmjäger-Regiment, sisa-sisa Brigade Ramcke, dan
sebuah batalyon resimen serang. Semua unit ini merupakan unit veteran
yang telah ikut serta dalam operasi-operasi militer sebelumnya.
- Tidak seperti
pasukan Inggris dan Amerika, pihak Jerman tidak pernah memproduksi radio
tipe walkie-talkie untuk kepentingan komunikasi antara formasi-formasi
setingkat peleton dan kompi. Meskipun begitu, satu set kecil buatan
Siemens-Halske telah digunakan untuk operasi kecil di Malta tahun 1942
untuk batalyon d bawah komando Oberst Baron von der Heydte. Alat ini
sangat portabel, dapat dibawa oleh satu orang, ditenagai oleh baterai
yang tahan lama dan mempunyai jangkauan sampai sejauh 200 mil.
Sayangnya, dia tidak diproduksi massal.
- Selama
berlangsungnya Operasi Mercury, setidaknya satu kompi dari setiap
batalyon telah diterjunkan di tempat yang salah, dan bahkan beberapa
orang hilang setelah diterjunkan langsung ke lautan! Ini terutama
merupakan hasil dari kurangnya pengalaman dan keberanian para jumpmaster
di pesawat transport Ju-52 yang membawa mereka. Keberuntungan
benar-benar tidak menghinggapi satu kelompok Fallschirmjäger yang
diterjunkan di Kreta, dimana mereka mendarat tepat di sebuah kebun tebu,
dan semuanya terpanggang oleh pohon-pohon tebu yang runcing! Tak jelas
apakah hal ini merupakan kesalahan utama dari jumpmaster juga ataukah
berasal dari desain parasut yang rada sulit untuk dikontrol. Yang jelas,
banyak Fallschirmjäger yang binasa di hari itu karena kesalahan
pendaratan.
- Meskipun tak
berhubungan langsung dengan Fallschirmtruppe, pada tahun 1943 tujuh buah
senjata anti-tank 75mm telah diterjunkan dengan sukses menggunakan
glider serang medium Gotha 242 di benteng Velikie Luki yang terkepung.
Senjata yang sangat dibutuhkan ini digunakan untuk menahan laju
kendaraan lapis baja Rusia dan memperpanjang pengepungan sampai beberapa
waktu lamanya.
- Dari tahun
1940-1945, sebanyak 134 Ritterkreuz telah dianugerahkan untuk para
anggota Fallschirmjäger terpilih. 24 Ritterkreuz diberikan untuk aksi di
Front Barat, sementara 27 lainnya untuk tahun-tahun setelah pendaratan
di Kreta. Dari 134 Ritterkreuz tersebut, 5 di antaranya merupakan
Eichenlaub dan Schwerter, sementara satu adalah Eichenlaub, Schwerter
dan Brillanten. Hanya 2 Ritterkreuz yang telah dianugerahkan kepada
kopral (tak ada perbedaan antara perwira dan non-perwira untuk masalah
penerimaan Ritterkreuz).
- Satu-satunya
medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwerter und
Brillanten yang diberikan kepada anggota Fallschirmjäger, jatuh ke
tangan General der Fallschirmtruppe Hermann Bernhard Ramcke. Uniknya,
medali ini diberikan bukan karena aksinya sebagai seorang penerjun
payung, tapi atas kepemimpinannya sebagai komandan Festung Brest di
Pantai Prancis setelah pendaratan D-Day, dimana bentengnya mendapat
kepungan ketat Sekutu. Benteng tersebut akhirnya menyerah tanggal 20
September 1944, hari yang sama dimana Ramcke dianugerahi Brillanten!
Sudah jelas bahwa jenderal satu ini tidak mengikuti perintah Hitler
untuk “bertempur sampai orang dan peluru terakhir”, karena dia menyerah
dengan membawa beberapa koper berukuran besar dan satu anjing peliharaan.
- Beberapa pesawat
Ju-52 yang menarik glider-glider DFS-230 ke sasaran mereka di Belgia
bulan Mei 1940 tak pernah kembali ke pangkalannya lengkap dengan bawaan
mereka. Pesawat-pesawat ini membawa glider mereka sampai sejauh 25-30
mil ke belakang garis pertahanan Belgia dan menjatuhkan boneka-boneka
dari jerami untuk memberikan kesan bagi pasukan pertahanan Belgia di
darat bahwa mereka telah mendapat serangan dari belakang.
- Jenderal Hermann
Bernhard Ramcke dan sisa-sisa Brigade Fallschirmjäger-nya telah
dinyatakan tewas secara resmi ketika mereka hilang setelah pertempuran
kedua di El-Alamein. Ternyata brigade tersebut berhasil mundur dengan
menggunakan truk-truk rampasan dari konvoy musuh. Mereka akhirnya sampai
di garis pertahanan Jerman setelah melakukan perjalanan sejauh 800 mil.
Lebih dramatis lagi ketika Ramcke secara pribadi melaporkan
kedatangannya yang luar biasa mengejutkan di depan pintu kendaraan
komando Generalfeldmarschall Rommel. Tak terbayangkan bagaimana ekspresi
dari Rommel saat itu.
- Jenderal Ramcke
mempunyai begitu banyak gigi palsu terbuat dari metal di mulutnya
setelah dia kehilangan yang asli dalam salah satu kecelakaan parasut.
- Pertempuran
pertama antara Fallschirmjäger Jerman melawan pasukan parasut Inggris
terjadi tanggal 20 November 1942 di Tunisia, Afrika Utara.
- Para anggota Divisi Fallschirmjäger ke-8 dipanggil untuk menetralisasi sebuah grup SS berani mati dan partisan-partisan Jerman (unit-unit Werewolf) di hari-hari pertama bulan Mei 1945. Mereka telah membuat lubang perlindungan di sebuah hutan bernama Forst Segeberg di Utara Jerman. Grup yang tidak mau menyerah ini tadinya akan bertempur melawan dua batalyon dari Divisi Lapis Baja ke-11 Inggris. Di Flensburg yang berada di perbatasan Jerman/Denmark, Großadmiral Karl Dönitz, yang kini menjadi kepala negara setelah matinya Hitler, memerintahkan mereka untuk meletakkan senjata. Ketika mereka menolak, Dönitz mengirimkan sisa-sisa Divisi Fallschirmjäger ke-8 untuk menghadapinya. Di depan mata orang-orang Inggris, pertempuran sengit pecah antara orang Jerman melawan orang Jerman. Akhirnya Kampfgruppe SS fanatik tersebut menyerah beberapa hari kemudian.
- Para komandan
Fallschirmtruppe di bawah ini telah dianugerahi medali Ritterkreuz des
Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwertern: Generalmajor Ludwig
Heilmann (15 Mei 1944), Generalmajor Karl-Lothar Schulz (18 November
1944), General der Fallschirmtruppe Eugen Meindl (8 Mei 1945), General
der Fallschirmtruppe Richard Heidrich (25 Maret 1944), dan Oberst Hans
Kroh (12 September 1944).
- Jenderal Eugen Meindl memulai perang sebagai komandan sebuah resimen artileri gunung sebelum dipindahkan ke Fallschirmtruppe.
- Generaloberst Kurt Student, sang bapak Fallschirmjäger Jerman, dianugerahi medali Eichenlaub.
- 756
Fallschirmjäger dianugerahi Perisai Narvik setelah berakhirnya
pertempuran di kota Narvik (Norwegia Utara) dari April sampai Juni 1940.
- General der
Fallschirmtruppe Bruno Bräuer dieksekusi di barak militer Chaidari
(Yunani) tanggal 20 Mei 1947, yang bertepatan dengan peringatan 6 tahun
pendaratan Jerman di Kreta. Dia tercatat sebagai Fallschirmjäger pertama
yang dianugerahi Fallschirm-Badge.
- Ketika sedang
berusaha meloloskan diri dari Kantong Falaise yang terkepung, Jenderal
Eugen Meindl (komandan Korps Fallschirmjäger ke-2) bertemu secara tidak
sengaja dengan putra tercintanya yang juga terjebak di tempat yang sama.
- 223 Deutsches Kreuz in Gold telah dianugerahkan kepada para prajurit Fallschirmjäger Luftwaffe, sementara Luftwaffe sendiri secara keseluruhan menerima 7.248 Deutsches Kreuz in Gold.
- Oberst Freiherr
von der Heydte yang terkenal itu memulai perang sebagai komandan sebuah
kompi anti-tank di Angkatan Darat, dan tidak bergabung dengan
Fallschirmtruppe sampai dengan bulan Agustus 1940. Klaus von
Stauffenberg, orang yang berusaha membunuh Hitler, adalah sepupu sang
Baron.
0 komentar: