Panzerkampfwagen I, Cikal Bakal Generasi Panzer Nazi Jerman
06.16
By
Fajar Muhammad Rivai
Tank Nazi
0
komentar
Panzer I yang kini jadi monumen bersama tank-tank peninggalan masa perang lainnya
Parade Panzer I
Konvoy Panzer I dan infanteri Jerman dalam invasi ke Polandia, September 1939
Artileri yang dipasang di atas sasis Panzer I, digunakan dalam penyerbuan Jerman ke Yunani
Panzer II yang diikuti Panzer I dibelakangnya, bergerak dalam lanjutan invasi Jerman ke negara-negara bawah, Mei 1940
Diagram rencana Panzer I Ausf A
Jika konsep sudah dimiliki tentunya instrumen untuk membuat konsep
tersebut terwujud juga harus dilakukan. Pada tahun 1931 ketika Guderian
menjadi Kepala Staff Inspeksi Pasukan Bermotor, ia bersama atasannya
kala itu, Generalmajor Oswald Lutz, menyadari bahwa di masa yang akan
datang perlu diciptakan tank latih ringan untuk melatih para anggota
pasukan Divisi Panzer.
Setahun kemudian, spesifikasi dari
tank berbobot 5 ton telah dirancang dan dikeluarkan oleh
perusahaan-perusahaan seperti Rhein-metall, Krupp, Henschel, MAN dan
Daimler Benz. Para perancang beker-ja berdasarkan pengalaman dari
kerjasama yang pernah dilakukan dengan perusahaan Swedia, yakni
Landsverk dan beberapa proyek rahasia yang dilakukan sembunyi-sembunyi
karena keterikatan Jerman dengan Perjanjian Versailles.
Guderian sendiri membayangkan bahwa sebuah korps lapis baja haruslah
terdiri dari bermacam-macam tank. Pertama, haruslah ada jenis tank
infantri yang lamban. Tank jenis ini dilengkapi dengan kanon kaliber
kecil dan beberapa senapan mesin. Sebagai tank infantri, tank tersebut
menurut Guderian harus memiliki lapisan baja yang tebal untuk bisa
bertahan terhadap serangan senjata anti-tank dan artileri lawan. Kedua,
harus juga ada tank pendobrak pertahanan lawan yang selain lapisan
bajanya mampu menahan senjata anti-tank lawan juga memiliki kanon dengan
diameter 75 mm. Ketiga, Jerman juga membutuhkan tank berat untuk
mengalahkan pertahanan musuh. Tank jenis ini dilengkapi dengan kanon 150
mm, beratnya juga antara 70 hingga 100 ton dan relatif dilengkapi baja
yang kuat. Oleh
karena itu, tank yang pertama kali diciptakan berdasarkan pandangan
Guderian adalah PanzerKampfwagen atau disingkat PzKpfw I.
Kata "Panzer"
sendiri awalnya berasal dari bahasa Prancis, yakni pander yang secara
harafiah berarti plat lebar pelindung dada pada baju zirah
(breastplate). "Panzer" dalam bahasa Jerman berarti baja dan digunakan
sebagai kata benda untuk menjelaskan secara lebih luas ten-tang
kendaraan baja. Dalam banyak bahasa, kata tersebut berkembang mengikuti
arti dan penggunaannya secara luas dalam bahasa Jerman, misalnya kata
"pansarvagn" dalam bahasa Swedia atau "panssarivaunu" dalam bahasa
Finlandia, untuk menyebut apa pun yang berkaitan dengan kendaraan lapis
baja yang menggunakan track dan bukan roda. Dalam pemahaman bahasa
Indonesia, kata 'panser' lebih mengacu pada kendaraan lapis baja yang
menggunakan roda, sementara yang menggu¬nakan track lazimnya disebut
tank.
Oleh karena itu, pada tahun 1933
Kantor Senjata Angkatan Darat Jerman (Heereswaffenamt) memerintahkan
pembuatan Klein-traktor, yakni sebuah kendaraan lapis baja dengan berat 4
hingga 7 ton. Kendaraan tersebut disebutkan sebagai traktor pertanian
untuk menyem-bunyikan identitasnya. Dari banyak perusahaan yang
mengajukan rancangan, rancangan Krupp-lah yang terpilih kemudian.
Rancangan Krupp berbasis kepada rangka tank kecil (tankette) Inggris,
yakni Garden Loyd MKIV yang dibeli secara diam-diam dari Rusia tahun
1932. Setelah diuji coba, maka diputuskan bahwa rangka buatan Krupp akan
digabung de¬ngan bagian luar dan menara buatan Daimler Benz. Baru
setelah lulus uji coba di bulan Februari 1934 rancangan tersebut
memasuki produksi dengan nama PanzerKampfwagen (PzKpfw) I Ausfuhrung
(Ausf) A, atau diterjemahkan menjadi "Kendaraan Tempur Lapis Baja"
(bahasa Inggris: Armored Fighting Vehicle atau AFV) I seri A.
Pada bulan April di tahun yang
sama, 15 buah PzKpfw I Ausf A selesai di produksi dan diperlihatkan
Guderian kepada Hitler. PzKpfw I Ausf A diproduksi secara massal mulai
bulan Juni 1934 hingga Juni 1936.
sedangkan Ausf B diproduksi mulai Agustus 1935 hingga Juni 1937.
Keduanya berbeda pada suspensi dan mesin namun tetap sama-sama
diproduksi oleh Henschel, MAN, Krupp Gruson dan Daimler Benz. Keduanya
juga memiliki menara dan rangka luar yang sama, tetapi Ausf B lebih
panjang dengan roda tambahan dan mesin yang dimodifikasi. Awaknya pun
juga tetap dua orang, yakni pengemudi dan komandan merangkap penembak.
Senjata utama PzKpfw I terdiri dari sepasang senapan mesin medium M13
Dreyse dengan kaliber 7,92 mm dengan daya tembak 650 peluru per menit.
PzKpfw I
memiliki berat 5,4 ton dengan panjang 4,02 meter, lebar 2 meter dan
tinggi 1,72 meter. Ketebalan baja yang dimilikinya bervariasi antara 7
hingga 13 mm. Mesin yang digunakan adalah Krupp M305 dengan 4 silinder
berpendingin udara serta menggunakan bahan bakar bensin yang dapat
menghasilkan tenaga sebesar 60HP. PzKpfw I pernah diujicoba dengan
menggunakan diesel tetapi tenaganya hanya bisa mencapai 45HP sehingga
tidak jadi digunakan. Suspensi yang digunakan berbentuk tea/spring
dengan bentuk seperempat elips. Panser ini memiliki daya jelajah 200km
on the rood dan 175 km of the road serta memiliki kecepatan maksimal 50
km/jam di jalanan dan maksimal 37 km/jam di medan yang sulit.
Kembali
kepada niat awalnya, PzKpfw I dibuat sebagai tank latih dan bukan
sebagai tank tempur. Meski demikian panser ini terlihat di medan tempur
Perang Saudara Spanyol 1936-1939, selama Perang Dunia II dan bahkan di
Cina selama Perang Sino-Jepang ke-2. Pengalaman yang diperoleh panser
tersebut beserta awaknya yang terlibat sebagai sukarelawan selama Perang
Saudara Spanyol, juga mempertajam korps lapis baja Jerman ketika
menginvasi Polandia tahun 1939 dan Prancis tahun 1940. Bahkan pada tahun
1941, rangka panser tersebut masih dipergunakan kembali untuk
memproduksi tank yang berbasis pada model Panzer I dan tetap digunakan
terakhir di angkatan bersenjata Spanyol hingga tahun 1954.
Versi tempur dari Panzer I
dirancang dan diproduksi antara ta-hun 1939 hingga tahun 1942. Salah
satunya adalah Ausf C yang dibuat oleh Krauss Maffei dan Daimler Benz
sebagai panser intai ringan. Pan-ser jenis ini memiliki rangka dan
menara yang berbeda sama sekali. Panser ini juga menggunakan suspensi
torsion bar yang modern dan 5 buah roda baja, serta memiliki ketebalan
bajayhingga 30 mm. Senjata-nya pun adalah EW141 kaliber 7,92 mm. Ausf C
dibuat sebanyak 40 buah dan 6 buah prototipe. Dua di antaranya berada
dalam Divisi Panzer ke-1 dan tiga puluh delapan lainnya ditaruh dalam
Korps Panzer Cadangan ke-57 selama pendaratan di Normandy oleh Sekutu
tahun 1944. Selain Ausf C, ada juga Ausf F yang memiliki ketebalan baja
hingga maksimal 80 mm dan memiliki berat 18 hingga 21 ton. Seri ini
dibuat sebanyak 30 buah di tahun 1940 meskipun pesanan sebanyak 100 buah
kemudian dibatalkan. Untuk meningkatkan performa maka digunakan mesin
Maybach HL45 Otto dengan kekuatan 150 HP walau kecepatan maksimal yang
diperoleh di jalanan hanya 25 km/jam. Delapan Panzer I seri F yang
dipersenjatai oleh 2 buah senapan mesin MG34 kaliber 7,92 mm ini
digunakan oleh Divisi Panzer ke-1 pada tahun 1943 dan terlibat
pertempuran di Kursk.
Sewaktu Perang Saudara di Spanyol pecah tahun 1936-1939, medan
pertempuran seolah menjadi ajang uji coba berbagai senjata baru sebelum
konflik yang lebih memanas dimulai saat Perang Dunia II. Kaum
Republik yang antara lain didukung oleh Uni Soviet berhadapan dengan Kaum
Nasionalis Fasis yang didukung Jerman dan Italia. Baik Uni Soviet dan
Jerman adalah negara-negara yang memberi dukungan masing-masing kepada
pihak yang berseteru. Pengiriman pertama tank asing yang masuk ke Spanyol
adalah 50 tank ringan T-26 dari Uni Soviet. Pengiriman ini diawasi
oleh angkatan laut Jerman dan dengan segera Jerman memberi reaksi
mengirimkan 41 PzKpfw I beberapa hari kemudian. Pengiriman ini diikuti
oleh empat pengiriman berikutnya berupa PzKpfw I Ausf B sehingga total
mencapai 122 buah panser. Pengiriman pertama tersebut kemudian
ditempatkan di bawah Gruppe Thoma pimpinan Oberstleutnant (setingkat
letnan kolonel) Ritter von Thoma. Gruppe Thoma adalah bagian dari Legion
Condor yang merupakan organisasi sukarelawan Jerman dan berpihak
kepada kelompok Nasionalis. Panzer I digunakan beberapa hari kemudian
dan segera menghadapi masalah. PzKpfw I ini mampu menghancurkan tank
T-26 dari jarak 150 meter dengan menggunakan peluru penembus baja. Hal
ini memaksa kaum Republik berhadapan dengan PzKpfw I dari jarak cukup
jauh, agar bisa menggunakan meriam 45 mm yang ada di T-26. Meski
demikian T-26 secara fisik lebih unggul. Meriam 45 mm dan ketebalan baja
7-16 mm serta bobot 9,4 ton T-26 menjadi lawan yang cukup tangguh bagi
Panzer I. Selain itu, PzKpfw I juga harus berhadapan dengan mobil lapis
baja BA-10 buatan Uni Soviet yang dipersenjatai meriam anti-tank 37 mm
dan bisa menghajar panser secara telak dari jarak 500 meter.
Kaum
Nasionalis yang perlahan-lahan menang, mulai menggunakan T-26 sitaan
untuk menutupi kelemahan kualitas bajanya. Von Thoma sendiri menawarkan
500 pesetas untuk setiap T-26 yang dapat ditangkap. Pihak Spanyol
menginginkan agar PzKpfw I ini dimodifikasi dengan mengganti senjata
utamanya dengan meriam anti-tank 20 mm. Modifikasi ini tidak disukai
oleh awak Jerman karena menjadi titik lemah bagi posisi komandan panser
dengan membuat tingkap menara menjadi lebih terbuka.
Dengan pengalaman ini, Jerman
mulai mengembangkan panser jenis baru yang menggunakan rangka PzKpfw I
dengan menggunakan meriam anti tank 20 mm. Produksi bahkan sudah dimulai
sejak tahun 1935 namun tertunda 18 bulan hingga panser yang siap tempur
bisa dikirim. Panser baru ini diberi nama PzKpfw II dan terdiri dari
Ausf A-C, A-L hingga yang merupakan panser tempur utama Jerman hingga
awal invasi ke Prancis hingga tahun 1940-an. Sesudahnya PzKpfw II
menjadi panser intai ketika PzKpfw III dan IV mulai muncul.
0 komentar: