Selasa, 03 April 2012

Oberleutnant Rudolf "Rudi" Zwesken (1919 - 1947), Pilot Luftwaffe Yang Mendapat Ritterkreuz Karena Menentang Perintah

Oberleutnant Rudolf "Rudi" Zwesken

Rudolf "Rudi" Zwesken yang juga memiliki julukan "Bulle" (Banteng) dilahirkan pada tanggal 13 Agustus 1919 di Maschendorf, yang merupakan bagian dari Mahrisch-Schonberg, Sudetenland.

Tak banyak yang diketahui tentang karirnya, hanya bahwa ia pernah bertugas di 1.JG/52 di front Timur,dan mulai pertengahan 1944 ia dipindahtugaskan di 6 (Sturm)/JG-300 yang terkenal itu. Ia dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold pada tahun yang sama, dan pada tanggal 21 Maret 1945, Zwesken mendapat medali prestisius Ritterkreuz dan langsung dipromosikan menjadi Oberleutnant, yang terus disandangnya hingga akhir perang.

Dalam karir bertempurnya, Zwesken tercatat berhasil menembak jatuh 52 pesawat musuh, yang 25 di antaranya dicatat di front Barat. Kebanyakan dari 25 pesawat musuh yang ia tembak jatuh adalah pesawat bomber bermesin empat.

Rudolf "Rudi" Zwesken wafat pada tahun 1947 di Bitterfeld (Saxony-Anhalt). Rumor berkata ia bunuh diri.

Latar belakang Zwesken meraih Ritterkreuz, diceritakan kembali oleh Walter "Rammdahl" Dahl, rekan seperjuangannya di JG-300, komandan Tagjager:

"Karena sebelumnya ia mendapat efek dari pertempuran melawan pesawat bomber musuh, pesawat Focke Wulf Fw-190 yang dikemudikan Zwesken kehilangan bagian dari sayap kirinya sepanjang 1,20 m. Tapi Zwesken tetap tenang, ia membawa pesawatnya yang limbung ke landasan terdekat dan dengan cool menarik landing gearnya, mendarat dengan mulus. Ketenanga luar biasa di tengah situasi yang musykil!"

"Bukannya mendapat hukuman karena menentang perintah dari atasannya, Zwesken malah mendapat kehormatan dan juga Ritterkreuz! Memang ada suatu peraturan bahwa dalam kondisi pesawat seperti itu, si pilot harus mendaratkan pesawatnya tanpa menarik keluar roda pesawat. Dengan kata lain, Belly Landing atau mendarat dengan badan pesawat. Apa yang melatarbelakangi tindakan Zwesken tersebut? Ternyata ia berusaha untuk tidak menimbulkan sebanyak mungkin kerusakan pada pesawatnya. Zwesken sadar bahwa situasi peperangan yang sulit membuat setiap pesawat (dan pilot) begitu berharga, karena langkanya bahan bakar dan suku cadang. Karena itulah bukannya mendapat hukuman, Zwesken malah mandapat Ritterkreuz!"

0 komentar: