Kamis, 15 Maret 2012

Major Georg-Peter Eder (1921 - 1986), Pilot Tempur Yang Adil Terhadap Lawannya

Major Georg-Peter Eder

Georg-Peter "Schrosch" Eder lahir di Oberdachstetten, 8 Maret 1921. Ia bergabung dengan Luftwaffe sebagai Fahnenjunker di tahun 1938. Perkenalan pertamanya dengan medan perang dimulai tanggal 1 September 1930, ketika ia bergabung dengan Staffel pertama di Jagdgeschwader 51 (JG-51).

Pada bulan Mei 1941 ia bergabung dengan 4./JG-51 dan mengklaim kemenangan pertamanya, sebuah Spitfire, tanggal 7 Mei. Eder kemudian terbang bersama JG-51 dalam bulan-bulan pembuka Operasi Barbarossa, dan menghancurkan dua buah pesawat tempur Uni Soviet tanggal 22 Juni.

Eder kemudian dipindahkan ke 7./JG-2 di Prancis, dan berpartisipasi dalam pertempuran melawan pesawat-pesawat dari 8th US Air Force yang mulai mengebom Jerman. Bersama dengan Hauptmann Egon Mayer dari 3./JG-2, ia mengembangkan taktik serangan dari depan demi menghancurkan formasi B-17 dan B-24 yang sulit ditembus oleh pilot Jerman. Sesuai dengan namanya, strategi ini bertujuan untuk memaksimalkan efek serangan ke wilayah yang memiliki pertahanan paling lemah dari musuh.

Tanggal 17 Agustus 1944, terjadi sebuah peristiwa unik. Eder yang terbang rendah dengan pesawat tempurnya berhasil menembak jatuh sebuah pesawat Spitfire. Spitfire itu pun jatuh di antara kedua tank Sherman, yang mengakibatkan kedua tank itu turut hancur. Tak lama kemudian ia kembali menembak jatuh sebuah Spitfire dan membuatnya jatuh menabrak sebuah tank Sherman. Sebuah kemampuan tersendiri yang mungkin hanya dimiliki oleh Eder.

Selama karirnya, Eder telah mengikuti 572 misi tempur (150 di antaranya dengan Messerschmitt Me-262 Schwalbe). Ia menjadi pilot Jerman yang paling banyak menembak jatuh pesawat bomber bermesin empat, dan juga menjadi pilot Jerman yang paling banyak menghancurkan pesawat-pesawat US Air Force (sebanyak 56 pesawat telah menjadi korbannya). Eder sendiri ditembak jatuh 17 kali, bail-out 9 kali, dan terluka 14 kali.

Eder juga dikenal sebagai pilot Jerman yang adil dengan lawannya. Dari seorang pilot Polandia yang bernama Boleslaw Gladych, ia mengaku telah ditembak jatuh sebanyak 3 kali oleh Eder dalam 3 kesempatan. Ketika itu Gladych merasa penasaran dengan pilot Jerman yang menggunakan pesawat dengan nomor 13, yang selalu membiarkannya menyelamatkan diri dari pesawatnya setelah ditembak jatuh. Rasa penasarannya itu terobati setelah ia bertemu langsung dengan Eder yang tersentuh mendengar ceritanya di acara reuni veteran perang, 1950. Ternyata pilot "13" itu adalah Georg-Peter Eder sendiri.

Setiap kali Eder menembak jatuh lawannya, ia akan memastikan apakah lawannya itu baik-baik saja. Bila ia melihat lawannya bail-out dengan menggunakan parasut, maka Eder akan melambaikan tangan dan berlalu. Ia pernah ditembak jatuh oleh unit anti serangan udara Jerman. Hal itu terjadi ketika ia berusaha menuntun sebuah pesawat musuh yang baru ditembaknya untuk melakukan pendaratan darurat di Jerman.

Ironisnya, ia mendapat perlakuan yang sebaliknya dari pilot Sekutu. Ia pernah mendapat tembakan gencar dari pesawat Spitfire (yang semula ia kira pesawat Thunderbolt) ketika bail-out dengan parasut tak lama setelah pesawat Bf-109 yang ia kendalikan mengalami kerusaka mesin. Saat itu ia sedang dalam penerbangan bersama Staffel-nya dari Deelen ke Creil tanggal 5 November 1943 di dekat Binche (Belgia). Untungnya ia berhasl selamat.

Major Georg-Peter Eder meninggal dunia di Wiesbaden tanggal 11 Maret 1986, hanya berselang dua hari setelah ulang tahunnya yang ke-65.

0 komentar: