Kamis, 15 Desember 2011

Kisah Keberhasilan Standartenführer Fritz Klingenberg (1912-1945)

 
Standartenführer Fritz Klingenberg bersama Adolf Hitler

Ketika itu, Klingenberg masih berpangkat Hauptsturmführer dan memegang komando kompi ke-2 dalam batalion intai sepeda motor divisi Reich. Ia dan anak buahnya harus berlomba menaklukan kota Beograd (ibu kota Yugoslavia), bersaing dengan oleh sayap resimen Heer (Angkatan Darat) "Grossdeutschland". Itu terjadi ketika Jerman melancarkan Operasi Straffe pada tahun 1941. Klingenberg sendiri tergabung dalam kesatuan Waffen-SS.

Persaingan itu seperti terjadi dalam gerak lambat, karena hujan musim semi telah mengubah jalan-jalan Yugoslavia yang sebagian besar tak beraspal menjadi rawa berlumpur dan sulit dilalui yang sering membuat sepeda motor terperosok. Meskipun begitu, setelah menemukan jembatan yang tidak dihancurkan di aras kanal Vlasecki, Klingenberg dan orang-orangnya berhasil mencapai kota penting Alibuna sebelum pesaing mereka tiba pada 11 April malam. Walau sudah larut, mereka tetap diperintahkan maju hingga 20 km lagi ke Pancevo, dan tiba tengah malam.

Hari berikutnya, Klingenberg dan orang-orangnya sudah kelelahan. Namun ia tetap memaksa anak buahnya untuk terus bergerak. Mereka pun terhalang karena tidak ada satu pun jembatan di sungai Tamis, sehingga bagian terdepan resimen "Grossdeutschland dapat menyusul mereka. Tujuan mereka di tepi sungai Tamis dan sungai Danube sudah menggoda mereka, namun tak ada sesuatu yang bisa digunakan untuk menyebrang. Klingenberg tak kekurangan akal. Ia pergi mengintai sendiri untuk mencari alternatif, hingga ia menemukan sebuah perahu motor. Kondisi perahu motor itu sendiri sangat parah dan beresiko jika menggunakannya untuk menyebrangi sungai. Maka Klingenberg memilih sukarelawan untuk ikut dengannya. Hampir semua anak buahnya menyanggupi, namun Klingenberg hanya memilih 10 orang terbaik.

Setelah menyebrangi sungai Danube dengan pasukan kecilnya, Klingenberg memasuki Beograd. Anehnya, tidak ada perlawanan, walaupun Klingenberg menyaksikan kerumunan orang yang sedang marah mengepung kantor misi Jerman di pusat kota. Klingenberg memasang kedua senapan mesinnya, dan gerombolan massa itu pun membubarkan diri.

Di dalam kantor, Klingenberg menelpon datang, menyuruhnya datang menghadap dan menuntut pernyataan takluk. Ia mengancam akan menghancurkan kota itu dengan serangan udara jika permintaannya tidak dituruti. Tentu saja Klingenberg hanya menggertak, karena ia tidak memiliki radio. Sang walikota yang tidak tahu pun datang dan menanda tangani surat pernyataan takluk.

Tidak lama setelah itu, unsur-unsur terdepan Divisi Panzer ke-11 tiba di Beograd, dengan mengira mereka lah yang pertama kali tiba. Betapa kesalnya Divisi Panzer ke-11, begitu mengetahui Klingenberg dan anak buahnya lebih dulu menaklukan kota sebelum mereka.

Klingenberg pun dianugerahi Ritterkreuz atas keberhasilannya tersebut.

Kisah ini merupakan kegigihan Waffen-SS untuk membuktikan bahwa mereka lebih baik dari Heer. Keberanian mereka juga memberikan kontribusi besar untuk Jerman ketika itu, dan kisah ini juga merupakan taktik Blitzkrieg yang dilancarkan Jerman dalam skala kecil.

0 komentar: