Senin, 21 November 2011

Focke Wulf Fw-190, Salah Satu Pesawat Tempur Jerman yang Disegani di Perang Dunia II



Focke Wulf Fw-190 di landasan

Focke Wulf Fw-190 adalah pesawat tempur yang diciptakan Jerman selain Messerschmitt Bf-190. Melihat Messerschmitt Bf-109 yang mulai tersaingi Sekutu. Pesawat ini adalah hasil karya tim insinyur Jerman di bawah pimpinan Kurt Tank. Publik Jerman sendiri secara sinis mengatakan Fw-190 tidak akan mampu menyamai Bf-109. Namun kenyataannya, publik Jerman terperangah melihat kemampuan pesawat tempur yang satu ini. Begitu memasuki medan tempur di musim panas 1942, pesawat ini menunjukkan performa yang sangat baik. Fw-190 bisa disejajarkan dengan pesawat tempur terbaik lainnya di Perang Dunia II, semisal Supermarine Spitfire, Mitsubishi A6M, Vought F4U Corsair, dan P-51 Mustang. Hingga pesawat tempur Inggris seperti Spitfire V harus rela menyerahkan pamornya kepada Fw-190.


Hanya saja mesin BMW 801 yang dipasang pada pesawat ini selalu mengalami overheat bila digunakan terus menerus. Namun hal ini dapat diatasi dengan penyempurnaan pada kipas pendinginnya. Salah satu kelebihan Fw-190 adalah ketika berada di ketinggian dengan kecepatan tinggi, mesin BMW 081-nya akan mengeluarkan sepasang jejak asap yang berasal dari pipa knalpot dan menyelubungi bagian sayap seluruhnya. Tentunya ini sangat membantu pilot-pilot Jerman yang menggunakan Fw-190 untuk menciptakan tabir asap ketika mengecoh pesawat tempur musuh.

Hanya dalam waktu setahun, Fw-190 malang melintang di selatan Inggris pada siang hari dan secara terang-terangan mengajak duel Spitfire V. Sudah tentu Spitfire V kalah dari berbagai segi. Situasi mulai membaik bagi Inggris ketika mereka meluncurkan Spitfire IX yang lebih bertenaga.

Fw-190 bukan hanya lebih cepat dari pesawat-pesawat sebelumnya, tapi juga dengan kemudinya yang mudah dikendalikan plus kemampuan bermanuver yang tinggi membuat pesawat ini menjadi senjata yang sangat berbahaya bagi lawan, bahkan bila dikemudikan oleh pilot yang belum berpengalaman sekalipun.

Mesin Junkers Jumo 213 terbaru yang dipasangkan ke Fw-190 membuat pesawat ini sekali lagi menjadi pesawat tempur operasional Luftwaffe tercepat saat itu, dan pilot-pilot dengan skill tinggi dapat memanfaatkan kelebihannya ini secara maksimal. Sayangnya, rancangan pesawat yang dahsyat tak dikompensasi oleh standar produksi yang lemah, kekurangan bahan bakar kronis, pelatihan pilot yang seadanya, dan superioritas pesawat Sekutu dalam hal jumlah.

Untuk menghormati sang perancang Kurt Tank, maka nama Fw-190 kemudian dirubah menjadi Tank Ta-152. Pesawat tempur bermesin inline yang "indah" ini direncanakan menjadi versi terakhir dari pesawat tersebut. Penundaan yang terjadi kemudian membuat dihentikannya produksi Fw-190D, yang sendirinya merupakan pesawat tempur yang sudah mumpuni. Di tahun terakhir perang yang penuh dengan kekacauan, Fw-190D menjadi pesawat utama Luftwaffe yang dilengkapi dengan versi mesin inline.

Hanya sedikit saja Ta-152H (dan kemungkinan beberapa Ta-152C) yang mendapat kesempatan mencicipi pertempuran. Sayap yang lebih panjang (14,5 m) dari Ta-152H high altitude membuat pesawat tersebut mempunyai kemampuan yang lebih mengagumkan lagi, dengan kecepatan puncak 755 km/jam (472 mph) dan dapat menanjak sampai 15.000 m (49.215 ft). Dia dipersenjatai dengan kanon 30 mm di bagian hidungnya plus dua kanon 20 mm di bawah sayap.

Andai saja pesawat ini diproduksi dalam jumlah yang cukup plus diterbangkan oleh pilot-pilot yang berpengalaman, maka dapat dipastikan bahwa ia akan menjadi pesawat tempur tak terkalahkan di udara sekaligus pembunuh bomber musuh paling top, sejajar dengan Messerschmitt Me-262. Versi lower altitude-nya, Ta-152C, baru masuk tahap pengujian ketika perang keburu berakhir. Antara bulan Oktober 1944 dan Februari 1945 ketika produksi dihentikan, Focke Wulf mampu memproduksi Ta-152 komplit (model H-0, H-1 dan C-1). Tercatat sebanyak 20.000 buah Fw-190 telah diproduksi selama berlangsungnya Perang Dunia II, dengan sepertiga di antaranya difungsikan sebagai fighter-bomber.

1 komentar: