Rabu, 08 Februari 2012

U-196, Kapal Selam Nazi Yang Menghilang Secara Misterius

 
U-196 baru meninggalkan geladak untuk berpatroli

Dari sejumlah kapal selam Jerman di PD II yang beraksi di perairan Indonesia, hanya U-196 yang menyimpan misteri keberadaannya.

Hingga kini, nasib kapal selam tipe IXD2 itu hanya dikabarkan hilang di Samudra Hindia. Berbagai catatan resmi U-Boot di Jerman menyebutkan, U-196 dinyatakan hilang bersama seluruh 65 awaknya di lepas pantai Sukabumi sejak 1 Desember 1944. Sehari sebelumnya, kapal selam yang dikomandani Werner Striegler itu, diduga mengalami nasib nahas saat menyelam.

Kapal selam U-196 meninggalkan Jakarta pada  29 November 1944, namun kemudian tak diketahui lagi posisi terakhir mereka selepas melintas di Selat Sunda.  Pesan rutin terakhir kapal selam itu pada 30 November 1944, hanya "mengabarkan" terkena ledakan akibat membentur ranjau laut lalu tenggelam.

Namun dari ketidakjelasan nasib kru kapal selam U-196, ada seorang anggota kru kapal selam tersebut yang dimakamkan di Indonesia. Ia adalah Letnan Dr. Heinz Haake yang makamnya terletak di Kampung Arca Domas, Bogor. Haake dimakamkan bersama dengan sembilan anggota Kriegsmarine lainnya.

Minim catatan mengapa jasad Haake dapat dimakamkan di sana, sedangkan rekan-rekannya yang lain tak jelas nasibnya. Hanya kabarnya, ia dimakamkan atas permintaan keluarganya.

Selama karirnya, U-196 pernah mencatat prestasi saat dipimpin oleh komandan sebelumnya, yakni Friedrich  Kentrat. Kapal selam itu melakukan tugas patroli terlama di kedalaman laut selama 225 hari, mulai dari 13 Maret s/d 23 Oktober 1943. Kapal selam tersebut menenggelamkan tiga kapal musuh dengan total bobot 17.739 GRT.

Posisi Friedrich Kentrat kemudian digantikan oleh Werner Striegler (mantan komandan U-IT23) sejak 1 Oktober 1944, sampai U-196 mengalami musibah sebulan kemudian.

Kendati demikian, sebagian orang masih berspekulasi mengenai ketidakjelasan nasib kapal selam U-196 beserta sebagian besar awaknya. Walau secara umum sebagian besar awak U-196 hilang bersama kapal selam tersebut di Samudera Hindia, ada juga yang menduga sebagian besar awak selamat.

Konon, kapal selam ini datang ke Amerika Selatan kemudian sebagian besar awaknya bermukim di Iqueque, Chile. Dari sini pun, tak jelas lagi apakah U-196 akhirnya benar-benar beristirahat di sana, apakah kemudian kapal selam itu ditenggelamkan atau dijual sebagai besi tua, dll.

Seseorang yang mengirimkan e-mail dari Inggris, yang dikirimkan tanggal 14 Oktober 2004, masih mencari informasi yang jelas tentang keberadaan awak kapal selam U-196. Ia menduga, U-196 sebenarnya tidak mengalami kecelakaan di sekitar Selat Sunda dan Samudra Hindia akibat terkena ranjau laut, sedangkan para awaknya kemudian menetap di Chile.

Keyakinannya diperoleh setelah membaca sebuah surat kabar di Chile, sejumlah awak kapal selam Jerman telah berkumpul di Iqueque pada tahun 1945 Mereka tiba bersamaan dengan kapal penjelajah Almirante Latorre, yang mengawal mereka selama perjalanan dari Samudera Hindia. Di bawah perlindungan kapal penjelajah itt, kapal selam tersebut beberapa kali bersembunyi di perairan sejumlah pulau, sebelum akhirnya berlabuh di pantai selatan Chile.

Yang menimbulkan pertanyaan dirinya, mengapa setelah tiba di Chile, tak ada seorang pun awaknya pulang ke Jerman atau mencoba bergabung kembali dengan kesatuan mereka. Ini ditambah, minimnya kabar selama 50 tahun terakhir yang seolah-olah "menggelapkan" kejelasan nasib U-196, dibandingkan dengan berbagai U-Boot lainnya yang sama-sama beraksi di Indonesia.

Jika saja Dr. Heinz Haake masih hidup dan menjadi warga negara Indonesia, mungkin ia dapat menceritakan nasib U-196 yang sebenarnya.

0 komentar: