Waffen-Hauptsturmführer der SS Miervaldis Ādamsons (1910 - 1948), Sukarelawan SS Dari Latvia Yang Pernah Menahan 7 Serangan Musuh Dalam 24 Jam
14.33
By
Fajar Muhammad Rivai
Tokoh Nazi
0
komentar
Sketsa Miervaldis Ādamsons dengan medali Ritterkreuz
Miervaldis Ādamsons dalam balutan seragam kamuflase sebelum dia meraih Ritterkreuz
Miervaldis Ādamsons
dilahirkan tanggal 29 Juni 1910 di Poltava, yang saat itu masih menjadi
daerah kekuasaan Kekaisaran Rusia (sekarang di Ukraina). Pada tahun
1920-an keluarganya kembali ke tempat mereka berasal di Latvia dimana,
pada tahun 1928-1929, Miervaldis mempelajari teologi di Universitas
Latvia. Pada periode ini dia menjadi anggota kelompok tertua
persaudaraan antar pelajar yang bernama Lettonia.
Dengan alasan yang tidak diketahui, ia lalu meninggalkan masa
belajarnya dan memilih untuk bergabung dengan Pedagang Angkatan Laut.
Dalam perjalanannya mengarungi samudera, dia mendarat di Prancis dan
kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Legiun Asing Prancis. Dia
menunjukkan prestasi yang memuaskan selama masa tugasnya di Maroko,
mendapat dua medali untuk keberanian, bahkan kemudian pulang dengan
mendapat julukan "Teror Maroko". Miervaldis pun lalu naik pangkat
menjadi sersan.
Setelah itu dia
kembali ke Latvia dan bergabung dengan Angkatan Darat negaranya sebagai
perwira di Resimen Infanteri Daugavpils ke-8.
Tak lama Angkatan
Bersenjata Latvia dibubarkan setelah aneksasi oleh Uni Soviet sehingga,
ketika Jerman balik menginvasi Soviet dalam Operasi Barbarossa bulan
Juni 1941, Miervaldis secara sukarela bergabung dengan Batalion Tukkum.
Pada bulan Juni 1942 dia berpangkalan di wilayah Berezina di Minsk dalam
tugas anti gerilyawan/partisan. Disana dia ditempatkan di belakang
garis pertahanan musuh dan menyediakan banyak informasi berharga bagi
pihak Jerman. Pada bulan April 1943 ia pindah ke Batalion ke-2 dari
Brigade Latvia di front Leningrad dan ikut ambil bagian dalam
pertempuran Wolchow. Disini Waffen-Untersturmführer Miervaldis menderita
luka parah di kepala dan mata. Atas jasa-jasanya dan keberaniannya dia
pun dianugerahi Eisernes Kreuz I klasse.
Setelah pulih dari
luka-lukanya dia langsung diberikan kepercayaan untuk memegang komando
Kompi ke-6, 44.Waffen-Grenadier-Regiment, 19.Waffen-Grenadier-Division
der SS (Latvia ke-2) yang merupakan perluasan dari Brigade Latvia.
Miervaldis terluka lagi bulan Agustus 1944 sebelum dipromosikan sebagai
Hauptsturmführer bulan September 1944.
Setelah kembali ke front, dia terlibat dalam apa yang disebut sebagai "Weihnachts-Schlachten" (Pertempuran
Natal) dari tanggal 28 Desember s/d 31 Desember 1944 di jembatan
Kurland dan, lagi-lagi, terluka (tanggal 25 Januari 1945). Disinilah
bintangnya bersinar terang. Bayangkan saja, dalam waktu hanya 24 jam dia
dan pasukannya berhasil menggagalkan tujuh kali serangan Rusia, dan
setelah pertempuran usai 400 mayat tentara musuh dapat dihitung di depan
posisi pertahanan Latvia yang dipimpin Miervaldis. Sang musuh, Korps
Angkatan Darat ke-100 Rusia, menyerang dengan dukungan tank lagi dan
lagi. Dalam waktu hanya 3 hari Jembatan Vanagi berganti "tuan" 17 kali.
Pada akhirnya jembatan yang berharga tersebut diduduki oleh pasukan
pimpinan Miervaldis Ādamsons, yang memperlihatkan contoh mengagumkan
bagi pasukannya dengan selalu bertempur paling depan. Begitu
habis-habisannya pertempuran ini sehingga Korps Angkatan Darat ke-100
Rusia pun binasa total.
Atas usaha bertahan
luar biasa yang berakhir dengan kesuksesan ini, Miervaldis dianugerahi
medali bergengsi Ritterkreuz (kalau di Amerika Medal of Honor, kalau di Inggris Victoria Cross) pada tanggal 25 Januari 1945. Musim panas 1945 dihabiskannya di beberapa rumah sakit militer di Kurland.
Miervaldis selamat keluar hidup-hidup dari Perang Dunia II karena ketika perang berakhir dia masih menjalani perawatan di rumah sakit Libau. Seperti semua bekas jajahan Soviet lainnya, dia harus menerima kenyataan bahwa negaranya kembali dikuasai oleh musuh yang sangat dibencinya, sementara Miervaldis sendiri harus mendekam dalam tahanan di bulan Mei 1945. Dia dikirim untuk kerja paksa di tambang nikel di Murmansk tapi kemudian berusaha kabur ke Finlandia di musim dingin 1947/48. Usaha ini berakhir dengan kegagalan dan dia ditangkap pas di perbatasan Soviet-Finlandia. Ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran berat dan Miervaldis pun dijatuhi hukuman mati atas "kompilasi" pengkhianatan dan pembangkangan.
Miervaldis Ādamsons dieksekusi oleh regu tembak di Riga, Latvia, tanggal 23 Agustus 1948 (sumber lain menyebutkan tahun 1946). Pada tahun 1993 namanya dibebaskan dari tuduhan sebagai pengkhianat dan nama baiknya pun dipulihkan oleh Mahkamah Tinggi Latvia.
Miervaldis selamat keluar hidup-hidup dari Perang Dunia II karena ketika perang berakhir dia masih menjalani perawatan di rumah sakit Libau. Seperti semua bekas jajahan Soviet lainnya, dia harus menerima kenyataan bahwa negaranya kembali dikuasai oleh musuh yang sangat dibencinya, sementara Miervaldis sendiri harus mendekam dalam tahanan di bulan Mei 1945. Dia dikirim untuk kerja paksa di tambang nikel di Murmansk tapi kemudian berusaha kabur ke Finlandia di musim dingin 1947/48. Usaha ini berakhir dengan kegagalan dan dia ditangkap pas di perbatasan Soviet-Finlandia. Ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran berat dan Miervaldis pun dijatuhi hukuman mati atas "kompilasi" pengkhianatan dan pembangkangan.
Miervaldis Ādamsons dieksekusi oleh regu tembak di Riga, Latvia, tanggal 23 Agustus 1948 (sumber lain menyebutkan tahun 1946). Pada tahun 1993 namanya dibebaskan dari tuduhan sebagai pengkhianat dan nama baiknya pun dipulihkan oleh Mahkamah Tinggi Latvia.
0 komentar: