Rabu, 15 Februari 2012

Oberst Wolfgang Falck (1910-2007), Bapak Penempur Malam Jerman

Oberst Wolfgang Falck

Wolfgang Falck yang lahir tanggal 19 Agustus 1910 di Berlin dan wafat pada 13 Maret 2007 adalah salah satu pilot Luftwaffe paling terkenal di Perang Dunia II. Ia juga merupakan salah satu tokoh kunci pembentukan unit pertahanan tempur malam Jerman (Nachtjagd). Ia membangun karir militernya di Reichswehr (setelah Nazi memimpin Jerman, diganti dengan nama Wehrmacht).

Ketika Perang Dunia II pecah, Falck memimpin 2./ZG-76 selama kampanye di Polandia dari pangkalannya di Ohlau (Silesia). Dalam pertempuran yang kemudian terjadi, Falck mencatatkan 3 buah kemenangan udara melawan pesawat-pesawat musuh dari Angkatan Udara Polandia. Unitnya kemudian dipindahkan ke Jever untuk melindungi bagian utara dari pangkalan Kriegsmarine yang ada di sana. Tanggal 18 Desember 1939 ia berhasil mengklaim 3 kemenangan tambahan atas pesawat bermesin ganda Vickers Wellington yang terang-terangan menyerang pangkalan Jerman di Willemshaven.  Tapi kemenangan itu bukannya tanpa hambatan, karena ia mendarat darurat dengan pesawat tempurnya di Wangerooge yang terkena serangan balik dari senapan mesin gunner pesawat bomber tersebut.

Tanggal 19 Februari, Falck yang sudah berpangkat Hauptmann ditugaskan menjadi Gruppenkomandeur dari I./ZG-1 yang berpangkalan di Dusseldorf. Gruppe tersebut lalu dipindahkan ke Barth di Pantai Baltik di awal bulan April selanjutnya, dan tanggal 9 April Falck memimpin unitnya dalam penyerbuan ke Denmark. Dia mencatatkan kemenangan ketujuhnya (sekaligus yang terakhir) dengan menembak jatuh pesawat pengintai Fokker CV dari 5. Eskadrille yang berusaha tinggal landas dari pangkalan Værløse.

Dari pangkalannya di Aalborg yang berada di Denmark Utara, Falck telah mempersiapkan dan merancang teori-teori strategi pencegatan malam. Hal ini bukan tanpa alasan, karena ia dan pasukannya merasa risih oleh serangan balik pesawat bomber RAF yang beroperasi menjelang malam. Para komandannya bukan tidak tahu akan apa yang dilakukan oleh bawahannya yang kreatif ini, sehingga setelah I./ZG-1 menyelesaikan tugasnya dengan hasil gemilang melawan pesawat-pesawat tempur RAF dari pangkalan udara di Le Havre pada Pertempuran Prancis (1940), Generalfeldmarschall Albert Kesselring memerintahkan untuk membawa unitnya ke Dusseldorf sekaligus untuk mempersiapkan peran baru yang belum pernah mereka jalani : Penempur Malam.

Falck kemudian menjadi komodor dari unit pertama Luftwaffe yang khusus dilatih untuk pertempuran malam hari, Nachtjagdgeschwader 1 (NJG-1), Juni 1940, dan menerima Ritterkreuz atas jasa-jasanya pada bulan Oktober 1940. Ia kemudian menjadi komandan NJG-1 selama tiga tahun, dan mempunyai peran yang sangat penting untuk membawa unit tersebut menjadi pasukan tempur yang sangat efektif dan menakutkan, bersama dengan Jenderal Josef Kammhuber.

Ketika terjadi kudeta gagal atas Adolf Hitler oleh Claus Graf Schenk von Stauffenberg tanggal 20 Juli 1944, Falck (yang sudah berpangkat Oberst) sempat dicurigai oleh Gestapo. Bukan rahasia lagi bila Falck adalah salah seorang teman Stauffenberg. Beruntung bagi Falck, kedekatannya dengan Adolf Galland membawanya kembali ke Luftwaffe.

Setelah perang usai, Wolfgang Falck menjalani banyak pekerjaan seperti bertani, pegawai perusahaan obat, hingga bekerja di perusahaan pembuat pesawat terbang militer Amerika Serikat, McDonell Douglas.

Setelah pensiun pada tahun 1986, Falck menghabiskan masa tuanya di St. Ulrich, Austria. Kecintaannya pada dunia penerbangan tetap tak terbendung, dan ia tetap aktif di berbagai klub penerbangan meskipun sudah dalam kondisi yang tua renta.

Secara keseluruhan, Wolfgang Falck telah mencatat 7 kemenangan udara dari 90 misi, dan semuanya didapat ketika menerbangkan Messerschmitt Bf-110. Meskipun mendapat gelar Bapak Penempur Malam Jerman (Vater der Deutschen Nachtjäger), Falck tidak pernah mencatat kemenangan dalam pertempuran malam hari, karena kemenangannya itu ia dapatkan dalam pertempuran siang hari. Kemungkinan gelar itu ia dapat karena teori-teori strategi pencegat malam yang ia rancang.

0 komentar: