Minggu, 15 Januari 2012

Adolf Hitler dan Islam

Der Führer Adolf Hitler

Banyak yang mencap Adolf Hitler sebagai diktator bengis. Tidak hanya di dalam kenyataan, dalam buku-buku mata pelajaran sejarah pun di penjuru dunia (termasuk di Indonesia), Hitler diceritakan sebagai pemimpin yang tak menghargai kebebasan, kejam, dan sadis. Benarkah begitu?

Adolf Hitler, begitu mendengar namanya yang terbayangkan adalah seorang pembunuh yang membunuh secara massal, dan merupakan pemimpin dari Nazi. Tapi mengapa Hitler begitu terkenal? kalau melihat dari sejarah, Inggris pun pernah melakukan yang lebih dari Hitler, demikian juga dengan Jepang. Tapi kenapa dunia hanya menghukum Hitler dan meletakkan kesalahan malahan memburukkan nama Nazi seolah-olah Nazi masih ada sampai hari ini sedangkan mereka melupakan kesalahan pihak Inggris kepada Skotlandia, pihak Jepang kepada dunia dan pihak Afrika Selatan kepada kaum kulit hitam mereka?.

Ada dua sebab yang mungkin menjadi latar mengapa nama Hitler dan Nazi menjadi buruk dalam sejarah :
  1. Prinsip Hitler berkaitan Yahudi, Zionisme dan pendirian negara Israel. Hitler telah melancarkan Holocaust (yang ditambah-tambahkan isinya oleh Barat) untuk menghapuskan Yahudi karena beranggapan Yahudi akan melakukan kejahatan terhadap dunia pada suatu hari nanti.

  2. Prinsip Hitler berkaitan Islam. Hitler telah belajar sejarah kerajaan terdahulu dan umat yang lampau, dan beliau telah menyatakan bahawa ada tiga negeri yang terkuat, iaitu Persia, Romawi dan Arab. Ketiga negara besar ini telah menguasai dunia ketika dulu dan Persia serta Romawi telah mengembangkan negeri mereka hingga hari ini, manakala Arab pula lebih berkecimpung pada persengketaan sesama mereka saja. Beliau melihat ini sebagai satu masalah karena Arab akan merusak negeri Islam yang beliau telah lihat begitu hebat ketika dulu.
Atas rasa kagum beliau pada Agama Islam, beliau telah mencetak buku yang berkaitan Islam dan diedarkan kepada tentara Nazi semasa perang, walaupun kepada tentara yang bukan Islam. Judul buku tersebut adalah  ISLAM UND JUDENTUM  (Islam dan Yahudi).

Beliau juga telah memberi waktu kepada tentara Jerman yang beragama Islam untuk menunaikan shalat ketika masuk waktu di manapun mereka berada. Bahkan tentara Jerman pernah shalat di Berlin dan Hitler ketika itu menunggu hingga mereka selesai shalat jemaah untuk menyampaikan ucapan beliau.
 
Hitler juga sering bertemu dengan para ulama dan meminta pendapat mereka serta belajar dari mereka tentang agama dan kisah para sahabat.
 
Beliau juga meminta para syaikh untuk mendampingi tentara beliau dan mendoakan mereka yang bukan Islam serta memberi semangat kepada yang beragama Islam untuk membunuh Yahudi.

Beberapa tambahan mengenai Adolf Hitler dan Islam adalah :
1. Pengaruh Al-Quran di dalam ucapan Hitler
Ketika tentara Nazi tiba di Moscow, Hitler ingin menyampaikan ucapan. Dia memerintahkan penasihat-penasihatnya untuk mencari kata-kata pembukaan yang hebat baik dari kitab agama manapun, kata-kata ahli falsafah ataupun dari bait syair. Seorang sastrawan Irak yang berada di Jerman menyarankan sebuah ayat Al-Quran :

(اقتربت الساعة وانشق القمر) artinya : Telah hampir Hari Kiamat dan bulan akan terbelah...

Hitler kagum dengan ayat ini dan menggunakannya sebagai kata pembukaan dan isi kandungan ucapan beliau. Memang para ahli tafsir menguraikan bahwa ayat tersebut berarti kehebatan, kekuatan dan memberi maksud yang mendalam.

Hal ini dinyatakan oleh Hitler di dalam buku beliau yakni "Mein Kampf" yang ditulis di dalam penjara bahwa banyak aspek tindakan beliau berdasarkan ayat Al-Quran, khususnya yang berkaitan tindakan beliau kepada Yahudi.

2.  Hitler memasukkan sumpah dengan nama Allah Yang Maha Besar 
Hitler telah memasukkan sumpah dengan nama Allah yang Maha Besar di dalam ikrar ketua tentaranya yang akan selesai belajar di akademi tentara Jerman.

"Aku bersumpah dengan nama Allah (Tuhan) yang Maha Besar dan ini ialah sumpah suci ku, bahwa aku akan mentaati semua perintah ketua tentara Jerman dan pemimpinnya Adolf Hitler, pemimpin bersenjata tertinggi, bahwa aku akan senantiasa bersedia untuk berkorban dengan nyawaku demi pemimpin ku".
 
3. Hitler tidak mau meminum bir ketika beliau gemetar sewaktu Jerman agak goyah dan bermasalah. 
Ketika itu para dokter menyarankan beliau minum bir sebagai obat dan beliau menolaknya, sambil mangatakan, "Bagaimana anda ingin menyuruh saya untuk minum bir untuk tujuan pengobatan sedangkan tidak pernah seumur hidup saya menyentuh bir?" Ya, Hitler tidak pernah mengkonsumsi bir sepanjang hidupnya. Minuman kesukaan beliau ialah teh.
 
Semoga artikel ini dapat membuka mata kita dari apa yang telah disembunyikan pihak Barat selama ini mengenai Hitler.

0 komentar: